Pemilihan Presiden Amerika Serikat
Siapa Wanita Cantik yang Disebut Jadi Calon Kuat Menteri Keuangan AS Pilihan Joe Biden?
Dalam dua setengah bulan ke depan, Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden bakal menyusun kabinet yang akan membantunya kelak.
Editor:
Malvyandie Haryadi
"Penguncian ekonomi akibat pendemi berpotensi menurunkan aktivitas ekonomi dan berpotensi mendorong pasar saham terkoreksi," ujarnya, Minggu (8/11/2020).
Menurut Hans, kenaikan kasus Covid 19 di berbagai negara memang menjadi perhatian pelaku pasar beberapa pekan terakhir.
Baca juga: Didorong Pilpres AS, IHSG Diprediksi Menguat, Simak Rekomendasi Saham dari Analis
Baca juga: 7 Rekomendasi Tayangan Horor dan Thriller yang Menegangkan di Viu, Black hingga Strangers From Hell
Bahkan peningkatan kasus telah memaksa beberapa negara juga melakukan penguncian kembali dan cenderung menghalangi tren pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung.
"Inggris memasuki penguncian kedua untuk menekan peningkatan jumlah kasus Covid-19. Italia dan Norwegia juga memperketat pembatasan akibat naiknya kasus Covid-19," pungkas Hans.
PR Joe Biden
Pengamat Hubungan Internasional Universitas Indonesia (UI), Hikmahanto Juwana mengatakan penting bagi Joe Biden sebagai presiden terpilih Amerika Serikat untuk menggembalikan kepercayaan masyarakat dunia melalui kebijakan luar negeri negara Adidaya itu.
"Untuk kebijakan luar negeri, Biden diharapkan oleh masyarakat dunia untuk mengembalikan Amerika Serikat menjadi Amerika Serikat yang dulu dengan nilai-nilainya," ujar dia dalam keterangannya, Minggu (8/11/2020).
Terdapat empat fokus utama yang harus dijalankan Biden dan Kamala Haris untuk empat tahun kepemimpinan mereka mendatang.
Pertama, Amerika Serikat harus memikirkan kemaslahatan dunia ketimbang dirinya sendiri.
Baca juga: Kehidupan Presiden AS Joe Biden, Disebut Tragis Setelah Kehilangan Keluarga karena Kecelakaan
Sebelum Trump menjadi Presiden AS nilai yang dianut adalah mensejahterakan dunia agar AS sejahtera, menumbuhkan perekonomian dunia agar ekonomi AS tumbuh, mengamankan dunia agar keamanan AS terjaga, bahkan menyeimbangkan kekuatan yang ada di dunia agar AS menjadi pemimpin dunia.
"Pada era Trump nilai tersebut ditinggalkan dan lebih fokus untuk membangun AS dengan mengabaikan dunia, bahkan, berkonflik secara head to head dengan sejumlah negara," ungkap Rektor Universitas Ahmad Yani ini.
Kedua, tidak ada lagi kejutan-kejutan (no more surprises) kebijakan yang dijalankan oleh AS.
Diketahui, di bawah kendali pTrump banyak kebijakan yang tidak pernah terpikir oleh masyarakat internasional, seperti bertemu dengan Kim Jong Un dari Korea Utara, keluar dari WHO, memindahkan kedutaan besar AS dari Tel Aviv ke Jerusalem, bahkan mengakhiri secara pihak hasil perundingan Iran dengan lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB terkait pengembangan nuklir Iran.
Ketiga, Biden diharapkan menjalankan kebijakan-kebijakan luar negeri AS yang telah dirancang secara lama dan rinci oleh para birokrat AS.
Dalam sistem pemerintahan AS, pengelola kebijakan ada dua unsur penting yaitu politisi dan birokrasi.