Pemilihan Presiden Amerika Serikat
Pemerintahan Trump Dikabarkan Menyembunyikan Pesan-pesan untuk Joe Biden dari Para Pemimpin Dunia
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat tidak mengizinkan presiden terpilih Joe Biden mengakses pesan-pesan dari para pemimpin dunia
Penulis:
Tiara Shelavie
Editor:
Gigih
TRIBUNNEWS.COM - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat memiliki beberapa pesan untuk Presiden terpilih Joe Biden dari para pemimpin dunia.
Namun, administrasi Trump mencegah Joe Biden untuk mengaksesnya, CNN melaporkan pada hari Rabu.
Pejabat Departemen Luar Negeri mengatakan kepada CNN bahwa Biden dilarang mengakses sumber daya Departemen Luar Negeri yang kini masih dikelola pemerintahan Trump.
Hal itu dilakukan karena Presiden Donald Trump menolak untuk mengakui kemenangan Joe Biden dalam pemilu 2020.
Biden sendiri secara pribadi telah melakukan kontak dengan para pemimpin dunia, termasuk Kanselir Jerman Angela Merkel dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, sejak dideklarasikan sebagai presiden terpilih.
Baca juga: Joe Biden Siap-siap Masuk Gedung Putih, Donald Trump Sibuk dengan Gugatan Hukumnya
Baca juga: 5 Kemungkinan yang akan Dilakukan Donald Trump setelah Kalah dari Pilpres AS, Termasuk Nyalon 2024?

Departemen Luar Negeri AS biasanya mendukung hubungan internasional untuk presiden terpilih.
Itulah sebabnya banyak negara mulai mengirim pesan ucapan selamat melalui Departemen Luar Negeri dalam seminggu terakhir, menurut laporan CNN.
"Mereka lebih suka menggunakan sumber daya Departemen Luar Negeri," kata seorang sumber yang mengetahui masalah itu kepada CNN.
Mengenai hal itu, Business Insider meminta tanggapan dari perwakilan Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri namun tak segera mendapatkannya.
Sejauh ini, Donald Trump menuduh adanya kecurangan dalam pemilu, meskipun pejabat lokal tidak menemukan bukti yang cukup.
Namun, Trump dan orang lain di dekatnya, termasuk Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, menolak untuk mengakui Biden sebagai presiden terpilih.

Ketika ditanya tentang hasil pemilu dan transisi kekuasaan kepresidenan pada hari Selasa, Pompeo dengan bercanda menjawab, "Akan ada transisi yang mulus ke pemerintahan Trump periode kedua."
"Dunia sedang mengawasi apa yang terjadi. Kami akan menghitung semua suara," lanjutnya.
"Kalau prosesnya sudah selesai, nanti ada pemilih yang terpilih."
"Ada prosesnya. Konstitusi menjabarkannya cukup jelas."
Tanggapan Biden soal Trump yang Menolak Mengakui Kekalahannya
Joe Biden sebut Donald Trump memalukan karena menolak kemenangan Biden.
Mantan senator ini juga menganggapI penolakan yang dilakukan Trump percuma karena pada akhirnya akan terbukti saat pelantikan Presiden AS nanti (20/1/2021).
Dikutip dari bbc.com, Biden optimis tidak ada yang bisa menghentikannya untuk mengambil alih kekuasaannya di Gedung Putih, Rabu (11/11/2020).
Alih-alih bersiap menjabat sebagai presiden, Biden sudah menghubungi beberapa pemimpin negara asing.
Baca juga: Donald Trump Tolak Hasil Pilpres Amerika Serikat, Joe Biden Beri Kritikan
Baca juga: Joe Biden Bersiap Masuk Gedung Putih, Donald Trump Sibuk dengan Gugatan Hukumnya
Adapun pemimpin negara asing seperti Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.
Diketahui, Trump menolak kemenangan Biden atas pemilihan presiden Amerika Serikat pekan lalu.
Trump lewat akun Twitternya, @realDonaldTrump, mengungkapkan penolakan kemenangan Joe Biden dengan menyebutkan pemilihan dilakukan secara curang, Rabu (11/11/2020).
"Orang-orang tidak akan menerima pemilihan yang dicurangi ini," kata Trump dalam cuitannya.
Sehari sebelumnya, Trump juga ungkap penolakannya melalui tudingannya di twitter miliknya, @realDonaldTrump, Selasa (10/10/2020).
"Penyalahgunaan perhitungan suara secara besar-besaran," ucap Trump.
Trump menuding Biden melakukan kecurangan pada pemilihan presiden AS minggu lalu.
Pendapat Trump ini dianggap tidak berdasar karena sampai sekarang belum ada bukti yang mendukung tudingannya itu.
Dikutip dari Kompas.com, Biden dipastikan menjadi Presiden AS dengan perolehan 290 suara elektoral, Minggu (8/11/2020).
Hasil perolehan itu membuat Trump menjadi presiden satu masa jabatan pertama sejak kepemimpinan George HW Bush pada tahun 1990-an.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie/Shella)