Rabu, 3 September 2025

Eks Kepala CIA John Brennan Sebut PM Israel Netanyahu Politikus Tak Punya Etika

Brennan memahami kompleksitas karakter Israel dan situasi rumit negara itu di Timur Tengah. Selama dekade terakhir ia menyaksikan Netanyahu berkuasa.

zoom-inlihat foto Eks Kepala CIA John Brennan Sebut PM Israel Netanyahu Politikus Tak Punya Etika
AFP
- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kiri) seFayyaddang berjabatn tangan dengan Presiden Palestina Mahmud Abbas (kanan)

John Brennan pun pernah menghadapi situasi membingungkan dalam pertemuan-pertemuannya dengan Netanyahu.

“Saya menemukan penggambarannya tentang realitas mendistorsi kebenaran. Dia tipikal seorang politisi, kejujuran dan kebenaran tak cocok untuknya,” imbuh Brennan.

“Dia seperti yang saya katakana, seorang politisi yang kuat yang akan mengubah pandangannya manakala kepentingan politiknya tidak terpenuhi,” kata Brennan.

Terhadap Iran, Netanyahu memainkan isu politik dan menakut-nakuti warga Israel atas bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh Iran.

Hal sama sebenarnya dirasakan AS dan sekutunya terkait pengembangan kekuatan militer Iran, kaitan dengan stabilitas kawasan Teluk.

Tapi John Brennan menyaksikan, penolakan Netanyahu terhadap kesepakatan nuklir Iran (JCPOA) 2015, menunjukkan ia bermain untuk kepentingan politiknya sendiri.

Wawancara yang dilakukan Haaretz.com via Skype terjadi beberapa hari sebelum pembunuhan Mohsen Fakhrizadeh.

Lewat komentar di akun Twitternya, John Brennan mempertanyakan legalitas pembunuhan itu, apalagi dilakukan unsur negara asing.

Menurut Brennan, tindakan itu kriminal dan sangat sembrono. Aksi pembalasan yang akan terjadi kemungkinan bisa memicu konflik lebih besar di kawasan.

Komentar tajam sebelumnya juga dikemukakan John Brennan saat Presiden Donald Trump memerintahkan pembunuhan terhadap Jenderal Qassem Soleimani.

“Saya telah mengatakan, dan karenanya saya dikritik, karena saya sama sekali tidka mendukung serangan AS terhadap Soleimani,” kata Brennan.

Ia tidak sepakat Qassem Soleimani dianggap tangannya berlumuran darah dan bertanggungjawab atas kelompok teroris sebagaimana tuduhan Trump dan Israel.

Soleimani di matanya seorang pejabat senior Iran, dan bagi prinsip AS membunuh pejabat pemerintah negara berdaulat tanpa dasar hukum apapun, tanpa berperang dengan Iran, merupakan aksi sewenang-wenang dan berbahaya.

“Berbahaya bagi satu negara membunuh pejabat senior negara lain yang berdaulat. Pesan apa yang dikirim dari perbuatan ini?” kata Brennan beretorika.

“Apa yang akan terjadi jika orang China atau Rusia memutuskan melakukan itu (hal sama)?” sambungnya lagi.

Ia menyesalkan, di AS operasi pembunuhan Qassem Soleimani itu malah ada yang memberikan tepuk tangan.

“Seharusnya AS sebagai negara berdaulat, perlu menghormati kerangka hokum internasional. Saya pikir itu hal yang benar dilakukan,” ujar Brennan.(Tribunnews.com/Haaretz/xna)

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan