Rabu, 27 Agustus 2025

Tahun Baru 2021

Media Jepang Tutup Tahun 2020 Dengan Tulisan Rendang Indonesia

Sebuah media Jepang terkenal ASCII menampilkan tulisan mengenai makanan khas Indonesia, rendang.

Editor: Adi Suhendi
Sajian Sedap
Resep Rendang. (Sajian Sedap) 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sebuah media Jepang terkenal ASCII menampilkan tulisan mengenai makanan khas Indonesia, rendang.

Rendang diketahui pada 2016 lalu terpilih CNN sebagai makanan terenak di dunia.

"Saya membelinya di sebuah restoran Asia di Jepang dengan harganya sekitar 700 yen. Memang cukup mahal sebagai retort food, tapi melihat dari daftar bahannya, hanya daging sapi dengan sayuran dan bumbu dengan ekstrak yang diekstrak dari makanan, menarik disantap," tulis Kaizuka wartawan ASCII dalam tulisan yang dimuat, Rabu (30/12/2020).

Makanan rendang menurutnya adalah spesifikasi yang tidak menggunakan bumbu atau tepung kimiawi, jadi lebih seperti makanan retort yang bisa didapatkan di toko.

Baca juga: Michael Yokinobu Terbang dari Jepang untuk Penuhi Ajakan Gisella Anastasia di Medan

Retort food adalah makanan kemasan yang terbuat dari konsentrat dikemas plastik fleksibel dan alumunium foil.

"Pernahkah Anda mendengar tentang hidangan yang disebut rendang? Merupakan hidangan lokal yang disukai di Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei, dan sebagainya," tambahnya.

Hidangan daging di mana daging sapi, rempah-rempah, santan, dan lainnya direbus dalam waktu lama.

"Terlihat seperti kari atau sup daging sapi," tulisnya.

Menurut dia pada tahun 2016, rendang menduduki peringkat pertama dari 50 makanan terbaik dunia menurut US CNN.

Pemeringkatan ini diumumkan setiap tahun.

Baca juga: Viral Cerita Pria Indonesia Kehilangan Barang-barang di Jepang, Selalu Kembali Utuh Termasuk Dompet

Selain disebut sebagai makanan terbaik juga disebut sebagai makanan paling enak di dunia.

Dari sejarah kemenangan tersebut lah sang penulis ingin mencobanya.

"Kali ini, saya membeli makanan retort yang disebut Beef Rendang, diawasi oleh Ellen," katanya.

Marai Fumitsu Gastronomy adalah sebuah restoran Malaysia di Ogikubo, Tokyo dan Ellen adalah pemilik dan koki dari Gastronomi Marai Fumitsu.

Sang wartawan pun mengungkap langsung mencobanya.

Baca juga: Resep Malam Tahun Baru 2021: Udang Bakar Bumbu Rujak hingga Sate Ayam Bumbu Jepang

Ia menyebut bumbunya kuat dan rasanya seperti hidangan etnik.

Balok daging sapi lembut dan bisa dipotong dengan sendok.

Rasanya terserap dengan baik.

"Disajikan seperti kari. Tampaknya disajikan secara lokal sebagai hidangan tunggal atau dikombinasikan dengan nasi Thailand. Ini memiliki rasa yang cocok dengan nasi Japonica," lanjut dalam tulisan tersebut.

Bagian yang mirip sup menurutnya sangat lembut dan memiliki viskositas rendah.

"Daging bisa dianggap sebagai tubuh utama. Secara visual mirip dengan kari, tetapi rasanya berbeda dengan kari," lanjut tulisan tersebut.

Tampaknya rempah-rempah seperti Galanger, Bintang Anis (segi delapan), dan jeruk nipis, yang jarang terlihat sebagai bahan dalam kari India.

Secara lokal, tambahnya, tampaknya diperlakukan seperti suguhan makan di setiap perayaan.

"Pastinya, jika menggunakan bumbu yang begitu banyak, akan sulit untuk mengumpulkan bahan-bahannya, dan Anda bisa berharap menghabiskan banyak uang. Butuh waktu dan tenaga untuk memasak," lanjut tulisan tersebut.

Menurut dia, jika terbiasa dengan kari India dan makanan Thailand, tetu bisa menikmatinya dengan cara yang sama, tetapi bagaimana jika tidak pandai memasak yang sangat terasa bumbunya itu?

"Saya pikir beberapa orang mungkin tidak pandai dalam hal itu. Secara pribadi, saya sangat menyukai aroma dari berbagai jenis rempah-rempah, dan kali ini saya ingin pergi ke toko dan menyantapnya."

Seorang mantan menteri perdagangan kepada Tribunnews.com beberapa waktu lalu juga pernah menyantap Rendang di Tokyo.

Ia berharap restoran Indonesia bisa berkembang di Jepang.

"Mengapa orang Jepang bisa buka 600 restoran Jepang di Indonesia dan orang Indonesia tak bisa buka banyak restoran Indonesia di Jepang?" tanya sang mantan menteri kepada Tribunnews.com.

Setelah dijelaskan impor bahan mentah Indonesia cukup mahal kalau masuk Jepang dan sulit menjualnya dengan harga mahal di Jepang, akhirnya sang mantan menteri baru menyadari adanya hambatan tersebut.

Jumlah restoran Indonesia di Jepang kurang dari 50 toko saat ini.


Sementara itu telah terbit buku baru "Rahasia Ninja di Jepang" berisi kehidupan nyata ninja di Jepang yang penuh misteri, mistik, ilmu beladiri luar biasa dan penguasaan ilmu hitam juga.

informasi lebih lanjut ke: info@ninjaindonesia.com

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan