Sabtu, 6 September 2025

Jack Ma Hilang

China Dikabarkan Meminta Data Konsumen Ant Group Sebelum Jack Ma Diwartakan Menghilang

Sebelum Jack Ma diwartakan menghilang, China dikabarkan telah lama meminta data konsumen dari Ant Group.

Editor: Sanusi
Roslan RAHMAN / AFP
Jack Ma, salah satu pendiri dan mantan ketua eksekutif Alibaba Group, berbicara dalam Forbes Global CEO Conference di Singapura pada 15 Oktober 2019. 

TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Sebelum Jack Ma diwartakan menghilang, China dikabarkan telah lama meminta data konsumen dari Ant Group.

Ant Group merupakan perusahaan afiliasi Alibaba Group yang didirikan oleh Jack Ma. Salah satu produk yang dimiliki Ant Group adalah Alipay.

Alipay sendiri kini telah digunakan oleh lebih dari 1 miliar orang.

Aplikasi tersebut memiliki banyak data tentang kebiasaan belanja konsumen, perilaku meminjam, dan riwayat pembayaran tagihan dan pinjaman.

Baca juga: Ajang The Next Didi Kempot Akan Kehadiran Alwiansyah Bocah Viral yang Memiliki Suara Emas

Dilansir dari The Wall Street Journal via Market Watch, Jack Ma menolak untuk membagikan data tersebut.

Karena keputusannya tersebut, Jack Ma jadi hanya memiliki sedikit ruang untuk tawar menawar terkait hal itu dengan pemerintah China.

Baca juga: Presiden Jokowi: Saya yang Pertama Disuntik Vaksin

Kerajaan bisnis Jack Ma telah menjadi bidikan regulator China bahkan Presiden China Xi Jinping sendiri.

Pemerintah China juga khawatir karena Jack Ma dinilai itu terlalu fokus mengembangkan kerajaan bisnisnya daripada tujuan negara dalam mengendalikan risiko keuangan.

China menuding bahwa Ant Group meraup keuntungan yang tidak adil karena tidak hanya pemberi pinjaman kecil tetapi juga melayani bank besar, berdasarkan lautan data pribadi yang diambil dari aplikasi Alipay.

Karena pemerintah China mulai memerhatikan Ant Group layaknya sebagai bank, regulator China mempertimbangkan berbagai opsi untuk memecahkan apa yang mereka sebut sebagai monopoli data.

Regulator China juga meminta Ant Group untuk memasukkan data konsumennya ke dalam sistem pelaporan kredit nasional yang dikendalikan oleh Bank Rakyat China sebagaimana dilansir dari Seeking Alpha.

Para analis setuju bahwa ketersediaan data mengenai sejarah dan skor kredit publik akan menjadi hal yang baik untuk menganalisis kelayakan kredit.

Namun, mereka juga khawatir jika data konsumen Alipay tersebut tak hanya diambil untuk menganalisis kelayakan kredit, tapi juga untuk diambil informasinya yang eksklusif.

Jack Ma sendiri dikabarkan terlihat di depan umum selama lebih dari dua bulan. Dia juga tidak tampil dalam acara Africa's Business Heroes yang diinisiasinya.

Spekulasi tentang keberadaan Jack Ma dan spekulasi mengenai alasan dia menghilang semakin berseliweran di internet namun belum ada satu pun yang terbukti.

Selain Jack Ma, Berikut Daftar Miliarder China yang Sempat Menghilang

Isu menghilangnya milarder sekaligus pendiri raksasa tekonologi Alibaba, Jack Ma semakin santer pasca mengkritik pemerintah Tiongkok.

Pemilik Ant Group itu menyerukan perubahan dan reformasi sistem keuangan China.

Mengutip Forbes pada Selasa (5/1), Ma mengkritik sistem perbankan China dan menilai dijalankan oleh mentalitas gadai.

Hal itu ia sampaikan dalam pidato pendahulan dalam rencana penawaran umum perdana Grup Ant.

Sejak itu, pemerintah China telah mengambil tindakan terhadap Ma dan perusahaannya, termasuk penyelidikan antitrust terhadap Alibaba.

Dipercaya, para pemimpin partai Komunis China meragukan kekuasaan dan pengaruhnya yang terlalu besar.

Sejak pernyataa itu, Ma merasa tidak nyaman dengan sorotan media dan publik. Ia tidak muncul di depan umum selama beberapa minggu terakhir.

Dia tidak menge-tweet dalam tiga bulan dan tidak muncul serta menggantikan episode terakhir acara bakatnya, Africa’s Business Heroes, yang mirip dengan Shark Tank.

Forbes mencatatkan kekayaan bersih Ma mencapai US$ 58,4 miliar. Pria 56 tahun itu tumbuh dalam lingkungan yang sederhana di Komunis Tiongkok. Ma terkenal dua kali gagal dalam ujian masuk universitas. Ia juga ditolak dari setiap pekerjaan yang dia lamar setelah kuliah, termasuk rantai makanan cepat saji KFC.

Setelah mengalami banyak kegagalan, ia bersama dengan tim yang terdiri dari 18 orang bermodalkan U$ 60.000, mendirikan Alibaba di kota Hangzhou pada tahun 1999. Sekitar 20 tahun kemudian, Alibaba menjadi salah satu perusahaan ritel dan e-commerce terbesar di dunia dengan lebih dari 100.000 para karyawan.

Hilangnya profesional bisnis kaya bukanlah hal yang aneh di China dan telah terjadi selama beberapa waktu. Merujuk Independent pada Selasa (5/1), miliarder dan CEO China terus menghilang akibat penculikan yang direstui negara.

Xiao Jianhua misalnya telah hilang secara misterius pada 27 Januari 2017. Ia mengontrol Grup Tomorrow berpengaruh yang berinvestasi di bank, asuransi dan properti. Menurut daftar kaya Hurun China, dia adalah orang terkaya ke-32 di negara itu dengan kekayaan bersih sekitar US$ 6 miliar.

Xiao yang memiliki hubungan dekat dengan pejabat senior Partai Komunis termasuk Presiden Xi Jinping, meninggalkan kamar hotelnya di Hotel Four Seasons di Hong Kong, dikawal ke daratan oleh agen keamanan China, menurut Financial Times.

Tidak jelas mengapa dia ditahan tetapi kasusnya mirip dengan penjual buku Hong Kong dan pemegang paspor Inggris Lee Bo, yang menghilang pada Januari 2016 sebelum muncul kembali di China tiga bulan kemudian.

Mr Lee adalah salah satu dari lima penjual buku yang menghilang antara Desember 2015 dan Januari 2016, memicu gelombang kecaman dan protes. Dia kemudian mengatakan dia telah secara sukarela melintasi perbatasan. Warga negara Swedia Gui Minhai yang merupakan salah satu dari lima, masih ditahan di daratan.

Penghilangan itu bukan yang pertama dikaitkan dengan investigasi Beijing. Bloomberg melaporkan bahwa eksekutif senior dari 34 perusahaan yang terdaftar menghilang pada tahun 2015. Di antaranya adalah sebagai berikut:

Founder Securities

Lei Jie, mantan ketua perusahaan dan usaha patungannya dengan Credit Suisse, dibebaskan dari tahanan polisi setelah hilang pada Januari 2015. Pembebasan Jie dilakukan setelah dia membantu penyelidikan pemerintah. Founder Securities mengatakan tidak dapat menghubungi Lei setelah dia meminta cuti sakit selama seminggu. Dia diganti sebagai ketua dan diberhentikan dari dewan.

Fosun Group

Pada Desember 2015, kepala eksekutif berusia 48 tahun Guo Guangchang, yang dikenal sebagai "Warren Buffett dari China," menghilang. Mr Guo diperkirakan memiliki kekayaan US$ 6,9 miliar. Grup investasinya, Fosun, memiliki Club Med dan Cirque du Soleil di antara bisnis lainnya. Dia muncul kembali di AS setelah sekitar satu minggu dihabiskan di luar kontak.

Changjiang Securities

Mantan ketua Yang Zezhu, 62 tahun, melompat ke kematiannya pada 27 Januari 2016 setelah diselidiki oleh Partai Komunis atas dugaan korupsi.

China Aircraft Leasing Group

Kepala eksekutif Poon Ho Man mengundurkan diri melalui surat selama cuti tahunannya pada bulan Juni 2015 dan perusahaan mengatakan dia tidak bisa lagi dihubungi. Dia sedang diselidiki sebagai bagian dari penyelidikan korupsi, kata orang-orang yang mengetahui masalah itu kepada Bloomberg. Dia secara misterius muncul kembali di Hong Kong enam bulan kemudian.

Minsheng China Bank

Pada akhir Januari 2015, majalah Caixin melaporkan bahwa Presiden Mao Xiaofeng tidak dapat dihubungi setelah dibawa pergi oleh badan antikorupsi Partai Komunis untuk membantu penyelidikan. Bank mengatakan Mao mengundurkan diri karena "alasan pribadi". Belum ada kabar resmi lebih lanjut tentang Tuan Mao.

Dongjiang Environmental

Perusahaan limbah industri mengatakan pada Oktober 2015 bahwa mereka tidak dapat menghubungi Ketua Zhang Wei Yang dan telah diberi tahu oleh keluarganya bahwa dia sedang diselidiki. Tidak ada pengumuman yang dibuat tentang tuduhan apa pun terhadap Zhang.

Guotai Junan Internasional

Yim Fung, ketua unit Hong Kong dari Guotai Junan Securities, salah satu pialang terbesar China, tidak dapat dihubungi selama lebih dari sebulan setelah menghilang pada 18 November 2015, sebelum muncul kembali setelah "membantu dalam penyelidikan tertentu," menurut laporan Bloomberg .

Artikel Ini Sudah Tayang di KONTAN, dengan judul: Selain Jack Ma, ini daftar miliarder China yang sempat menghilang

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sebelum Jack Ma Diwartakan Menghilang, China Dikabarkan Meminta Data Konsumen Ant Group"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan