Rabu, 27 Agustus 2025

Krisis Myanmar

SOSOK Min Aung Hlaing, Jenderal Militer Ambil Alih Kekuasaan Myanmar, Aung San Suu Kyi Digulingkan

Pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi ditangkap dalam sebuah penggerebekan, Senin (1/2/2021).

AFP
Panglima AD Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing. 

Dirinya baru berhasil memasukinya setelah berhasil pada upaya ketiganya, yakni tahun 1974.

Menurut seorang anggota kelas di DSA, pada tahun 2016 dirinya sempat bertemu dengan Min Aung Hlaing pada reuni kelas tahunan, dan dirinya mengatakan Min adalah seorang kadet biasa.

"Namun dia dipromosikan secara teratur," kata teman sekelasnya.

Aung San Suu Kyi
Aung San Suu Kyi (DNA India/AFP)

Hingga rekannya tersebut pun terkejut melihat Min Aung Hlaing naik melebihi pangkat menengah korps perwira.

Min Aung Hlaing mengambil alih menjalankan militer pada tahun 2011 saat transisi menuju demokrasi dimulai. 

Para diplomat di Yangon mengatakan bahwa dengan dimulainya masa jabatan pertama Suu Kyi pada tahun 2016, Min Aung Hlaing telah mengubah dirinya dari tentara pendiam menjadi politisi dan tokoh masyarakat.

Pengamat mencatat penggunaan Facebook untuk mempublikasikan kegiatan dan pertemuan dengan pejabat dan kunjungan ke biara. 

Baca juga: Bangladesh Berharap Myanmar Komitmen Urusi Repatriasi Pengungsi Rohingya Meski Ada Kudeta

Profil resminya menarik ratusan ribu pengikut, sebelum pada akhirnya diturunkan setelah serangan militer terhadap minoritas Muslim Rohingya pada 2017.

Min Aung Hlaing mempelajari transisi politik lainnya, kata para diplomat dan pengamat.

Dan telah membuat banyak kebutuhan untuk menghindari kekacauan yang terlihat di Libya dan negara-negara Timur Tengah lainnya setelah perubahan rezim pada tahun 2011.

Rohingya

Dikutip dari Time, diketahui Min Aung Hlaing merupakan sosok yang mengambil keputusan menyangkut tindakan keras militer terhadap Rohingya.

Pada 26 Oktober, Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson berbicara dengan Min Aung Hlaing, mendesaknya untuk menghentikan kekerasan dan mengizinkan Rohingya kembali.

Tindakan keras militer di Myanmar tersebut mendorong lebih dari 730.000 Muslim Rohingya mengungsi ke negara tetangga Bangladesh.

Penyelidik PBB mengatakan operasi militer Myanmar termasuk pembunuhan massal, pemerkosaan geng dan pembakaran luas dan dilakukan dengan niat genosida.

Baca juga: Militer Myanmar: Aung San Suu Kyi Cs Ditahan Atas Dugaan Kecurangan Pemilu 2020

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan