Sabtu, 16 Agustus 2025

Enam Bulan Hilang, Sekeluarga Asal Sudan Ditemukan Tewas di Tengah Gurun Libya

Titik penemuan ini letaknya 400 kilometer barat daya kota Kufra, Libya. Mayat tiga wanita dan lima pria ditemukan tewas di tempat kejadian.

Libya Review/Twitter
TENGAH GURUN - Mobil putih yang dikendarai sekelompok pengungsi asal Sudan, ditemukan di tengah gurun berjarak sekitar 400 kilometer dari Kufra, kota terdekat di Libya. Rombongan itu meninggalkan Sudan Agustus 2020 dan lenyap tak berjejak selama enam bulan. 

Thorne mencatat, para pelarian itu kabur dari perang atau penganiayaan, beberapa melarikan diri dari kemiskinan.

Rute Libya ini menghadirkan begitu banyak bahaya dan rintangan. Ada Gurun Sahara yang ganas. Ada penyelundup dan sindikat perdagangan manusia.

Mereka bisa memenjarakan, menyiksa, memperkosa, atau memperbudak korbannya, atau menjadikan mereka kombinasi dari pelanggaran.

Sementara, Eropa memiliki kebijakan tentang migrasi dan suaka. Pemerintah Eropa hanya menerima sejumlah kecil pengungsi dari Libya berdasar pengaturan PBB.

Di saat sama, Uni Eropa membantu melatih, melengkapi, dan mengatur Penjaga Pantai Libya, dan mendukung pembentukan area pencarian dan penyelamatan resmi penjaga pantai.

Penjaga pantai ini berafiliasi ke pemerintah di Tripoli yang diakui PBB dan disokong Turki. Sementara di bagian lain ada kekuatan bersenjata Marsekal Khalifa Haftar.

Perjalanan Dramatis Abdi, Imigran Asal Somalia

Peneliti HRW menggunakan sumber seorang pria Somalia yang diberi nama "Abdi". Ini nama samaran untuk melindungi keselamatannya di pusat penahanan Tajoura, dekat Tripoli.

Pengakuan Abdi konsisten dengan keterangan warga lain tentang nasib yang mereka alami. Ribuan orang seperti Abdi, yang melewati Libya atau tinggal di sana memiliki cerita serupa.

Masalahnya sendiri dimulai dengan masalah di desa asalnya, di Somalia, yang akhirnya ia telusuri hingga ke sebuah warung di desanya.

Abdi dan keluarganya terpaksa kabur karena menerima ancaman pembunuhan dari kelompok Al Shabab, ekstrimis ultra radikal di negaranya.

Abdi pergi ke Ethiopia. Istrinya harus menyusul. Tetapi seorang pria al-Shabab mengancam istrinya itu harus menikah dengan seorang syekh.

Abdi putus asa, sempat berangan-angan bunuh diri sebelum ia akhirnya memutuskan mencoba mencapai benua Eropa.

Pada awal 2017, Abdi lewat penyelundup manusia meninggalkan Ethiopia dan Sudan menuju Sahara. Naik truk, rombongan laki dan perempuan campur bawur itu memasuki Libya.

Perjalanan mereka dikawal orang-orang bersenjata lokal yang disewa penyelundup guna mengamankan rute perjalanan rombongan itu.

Halaman
1234
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan