Minggu, 17 Agustus 2025

Virus Corona

Lab Wuhan Dilaporkan Memiliki Kandang Ternak Kelelawar untuk Percobaan Virus, Dibuat sebelum Pandemi

Laboratorium Wuhan yang menjadi "pusat badai" asal-usul Covid-19 dianugerahi paten untuk kandang yang digunakan untuk menampung kelelawar hidup

AFP
Laboratorium P4 di Institut Virologi Wuhan di Wuhan di provinsi Hubei tengah China 2017. Laboratorium Wuhan yang menjadi "pusat badai" asal-usul Covid-19 dianugerahi paten untuk kandang yang digunakan untuk menampung kelelawar hidup untuk percobaan ilmiah. 

TRIBUNNEWS.COM - Laboratorium Wuhan yang menjadi 'pusat badai' asal-usul Covid-19 dilaporkan memiliki hak paten atas kandang yang digunakan untuk menampung kelelawar hidup.

Kandang tersebut digunakan untuk menampung kelelawar hidup itu yang akan digunakan sebagai percobaan ilmiah.

Dikabarkan Mirror, paten itu didapatkan sekitar 11 bulan sebelum virus corona mulai menyebar.

Minggu lalu, Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan bahwa kebocoran dari institut itu 'sangat tidak mungkin'.

Namun WHO memberikan beberapa dugaan teori bahwa virus mungkin masuk ke China melalui daging beku.

Narasi itu juga didorong oleh pemerintah China.

Dilansir Mirror, Institut Virologi Wuhan (WIV) diduga telah mengajukan paten untuk sistem "kandang pemeliharaan kelelawar" dan "pembiakan buatan" kurang dari 12 bulan sebelum virus corona pertama kali muncul pada Desember 2019.

Baca juga: WHO Sebut Covid-19 Mungkin Bukan Berasal dari Pasar Basah Wuhan, tapi Tak Ada Bukti Berasal dari Lab

Baca juga: Tim WHO yang Selidiki Covid-19 di Wuhan Sebut Sudah Temukan Bukti Bagaimana Awal Pandemi Terjadi

Klaim baru berpusat di sekitar Institut Virologi Wuhan
Institut Virologi Wuhan (Sky News)

WIV telah menjadi sasaran pengawasan internasional karena diketahui telah melakukan percobaan virus corona pada kelelawar.

Lab itu juga terletak hanya beberapa mil dari "titik nol" Covid.

The Mail on Sunday melaporkan Institut Virologi Wuhan (WIV) mengajukan permohonan paten pada Juni 2018 untuk mematenkan 'kandang pemeliharaan kelelawar' yang akan 'mampu tumbuh dan berkembang biak dengan sehat dalam kondisi buatan'.

Paten dilaporkan diberikan pada Januari 2019, 11 bulan sebelum China melaporkan bahwa kasus pertama virus corona muncul untuk pertama kali di Wuhan.

Dua peneliti dari Institut Virologi Wuhan tengah melakukan penelitian. Laboratorium tersebut disebut meneliti kelelawar dari goa yang diduga merupakan asal patogen virus corona.
Dua peneliti dari Institut Virologi Wuhan tengah melakukan penelitian. Laboratorium tersebut disebut meneliti kelelawar dari goa yang diduga merupakan asal patogen virus corona. (Institut Virologi Wuhan via Daily Mail)

Paten lainnya, yang diajukan oleh institut itu pada 16 Oktober 2020, berkaitan dengan 'metode pembiakan buatan kelelawar liar'.

Paten tersebut dilaporkan membahas penularan lintas spesies SARS-CoV dari kelelawar ke manusia dan hewan lain, dengan mengatakan: 'Kelelawar yang terinfeksi virus secara alami atau buatan tidak memiliki gejala klinis yang jelas, dan mekanismenya tidak diketahui'.

Pengungkapan baru tentang kandang kelelawar menimbulkan lebih banyak pertanyaan tentang pekerjaan yang dilakukan para ilmuwan China pada bulan-bulan sebelum pandemi.

Para ilmuwan itu dipimpin oleh Dr Shi Zhengli, yang kemudian dikenal sebagai Batwoman.

Baca juga: Oxford akan Lakukan Uji Coba Vaksin Covid-19 pada Anak-anak, Janssen Menyasar Bayi dan Ibu Hamil

Shi Zhengli, pemimpin Pusat Penyakit Menular di Institut Virologi Wuhan.
Shi Zhengli, pemimpin Pusat Penyakit Menular di Institut Virologi Wuhan. (CGTN)
Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan