Royal Family
Update Kasus Tuduhan Bullying Meghan Markle: 10 Mantan Staf Istana Bersiap untuk Beri Keterangan
Setidaknya 10 mantan staf yang bekerja untuk Meghan Markle dan Pangeran Harry "mengantri" untuk bekerja sama dalam penyelidikan tuduhan pembully-an
Penulis:
Tiara Shelavie
Editor:
Gigih
TRIBUNNEWS.COM - Setidaknya sepuluh mantan staf yang bekerja untuk Meghan Markle dan Pangeran Harry "mengantri" untuk bekerja sama dalam penyelidikan yang diperintahkan oleh ratu atas tuduhan bahwa Meghan menindas stafnya.
Klaim tersebut dibuat oleh kabar Mirror pada Kamis (4/3/2021) dan kemungkinan akan ditanggapi dengan serius karena dibuat oleh reporter kerajaan Russell Myers.
Sumber yang terkait dengan grup tersebut, yang telah dijamin kerahasiaannya saat penyelidikan berlanjut, mengatakan para staf dianggap "sangat profesional dan bangga atas upaya mereka" saat bekerja di Istana Kensington.
Salah satu sumber mengatakan kepada The Mirror, "Sekelompok orang mengantri untuk bekerja sama."
"Mereka sudah terlalu lama diam dan ada banyak hal yang perlu dibicarakan."
Baca juga: POPULER INTERNASIONAL: Meghan Markle Dituduh Lakukan Bullying | Gadis yang Ditembak Militer Myanmar
Baca juga: Istana Buckingham Lakukan Investigasi terkait Tuduhan Bullying yang Dilakukan Meghan Markle

Sebelumnya menurut laporan Daily Mail, beberapa korban dugaan bullying oleh Meghan menjuluki diri mereka sebagai "Sussex Survivors Club" dan diyakini menderita suatu bentuk stres pasca-trauma.
Reporter kerajaan surat kabar Rebecca English mengatakan bahwa selama tur kerajaan di Fiji, "Saya menyaksikan Meghan berbalik dan 'mendesis' pada salah satu anggota rombongannya, jelas-jelas terpancar kemarahan tentang sesuatu, dan permintaan untuk pergi."
"Belakangan saya melihat anggota staf yang sama, perempuan, yang sangat tertekan itu duduk di dalam mobil dinas, dengan air mata mengalir di wajahnya."
"Mata kami bertemu dan dia menurunkan matanya, penghinaan terukir di wajahnya."
Sebelumnya dilaporkan oleh The Times bahwa Meghan Markle kerap menindas anggota staf saat masih tinggal di istana.
Kepala komunikasinya, Jason Knauf, sangat terkejut dengan perilaku Meghan sehingga dia menyampaikan kekhawatirannya secara tertulis kepada atasannya.
Email itu lalu bocor ke The Times.
Baca juga: Meghan Markle Tuduh Istana Berperan atas Kelanggengan Berita Bohong Dirinya dan Pangeran Harry
Istana Buckingham lalu menanggapi dengan memerintahkan penyelidikan penuh atas klaim bullying tersebut.
"Kami jelas sangat prihatin dengan tuduhan di The Times menyusul klaim yang dibuat oleh mantan staf The Duke dan Duchess of Sussex," kata istana dalam pernyataan yang diperoleh Insider, Rabu (3/3/2021).
"Oleh karena itu, tim SDM kami akan melihat keadaan yang diuraikan dalam artikel tersebut," lanjut pernyataan itu.
"Anggota staf yang terlibat pada saat itu, termasuk mereka yang telah meninggalkan Rumah Tangga, akan diundang untuk berpartisipasi untuk melihat apakah ada sesuatu yang dapat diambil."
"Keluarga Kerajaan telah menerapkan kebijakan Martabat di Tempat Kerja selama beberapa tahun dan tidak dan tidak akan mentolerir penindasan atau pelecehan di tempat kerja," bunyi pernyataan yang sama.
Pihak Meghan Markle Menyangkal Tuduhan Pembully-an
Tak lama setelah kabar dari The Times dirilis, juru bicara Meghan dan Harry langsung muncul dan membantah tuduhan pembully-an yang dilakukan Meghan.
Ia menyebut tuduhan itu sebagai "kampanye kotor".
Ia juga menyatakan bahwa Meghan sedih mendapat serangan terbaru terhadapnya.
"Sebut saja ini apa adanya - kampanye kotor yang dihitung berdasarkan informasi yang menyesatkan dan berbahaya," kata juru bicara itu dalam sebuah pernyataan kepada The Times.
"Kami kecewa melihat penggambaran yang memfitnah The Duchess of Sussex ini diberikan tempat oleh outlet media."
"Bukan kebetulan bahwa tuduhan beberapa tahun yang terdistorsi yang ditujukan untuk merusak citra Meghan diberikan tempat oleh media Inggris, tidak lama sebelum dia dan Duke dijadwalkan untuk berbicara secara terbuka dan jujur tentang pengalaman mereka beberapa tahun terakhir."
"The Duchess sedih dengan serangan terbaru terhadap karakternya, terutama sebagai seseorang yang telah menjadi sasaran bullying dirinya sendiri dan sangat berkomitmen untuk mendukung mereka yang telah mengalami rasa sakit dan trauma."
"Dia bertekad untuk melanjutkan pekerjaannya membangun welas asih di seluruh dunia dan akan terus berusaha memberikan teladan dalam melakukan apa yang benar dan melakukan apa yang baik."
Menurut The Times, sumber mengklaim staf kadang-kadang menangis, sementara salah satu ajudan, yang mengantisipasi konfrontasi dengan Meghan, mengatakan kepada seorang rekan, 'Saya tidak bisa berhenti gemetar.'
Dua anggota staf senior mengklaim bahwa mereka diintimidasi istri Pengeran Harry itu.
Mantan karyawan lain mengatakan kepada The Times bahwa mereka telah 'dipermalukan' secara pribadi olehnya dan mengklaim bahwa dua anggota staf telah diintimidasi.
Ajudan lain juga mengatakan kepada outlet bahwa perlakuan Meghan lebih terasa seperti kekejaman dan manipulasi emosional, yang menurutnya juga bisa disebut bullying.
Meghan membantah tuduhan ini, dengan pengacaranya menyatakan bahwa satu orang pergi setelah ditemukan adanya pelanggaran.
Sumber mengklaim bahwa mereka khawatir tidak ada yang dilakukan pada saat itu untuk menyelidiki keluhan para ajudan, dan tidak ada yang dilakukan untuk melindungi staf dari intimidasi dari anggota keluarga kerajaan.
Pengacara pasangan itu mengatakan kepada The Times bahwa tuduhan ini "digunakan oleh Istana Buckingham untuk menjajakan narasi yang sepenuhnya salah" sebelum wawancara mereka dengan Oprah Winfrey mengudara pada hari Minggu.

Dalam program mereka yang akan datang, Oprah With Meghan dan Harry: A CBS Primetime Special, Harry dan Meghan - yang pertama kali mengundurkan diri sebagai anggota senior keluarga kerajaan pada 31 Maret 2020 - diprediksi berisi percakapan intens.
Percakapan itu juga menandai wawancara televisi pertama mereka sejak pertunangan mereka.
Dalam trailer, Oprah mengatakan bahwa "tidak ada subjek yang terlarang," termasuk keputusan mereka untuk mundur sebagai anggota senior keluarga kerajaan, pernikahan mereka, hingga bagaimana mereka menangani kehidupan di bawah tekanan publik yang terus menerus.
Sementara itu, baik Meghan maupun Harry sebelumnya telah terbuka tentang gangguan yang mereka hadapi dari pers Inggris.
Baru-baru ini, sang duke memberi tahu James Corden dalam sebuah segmen di The Late Late Show bahwa sorotan pers "menghancurkan" kesehatan mentalnya.
"Kita semua tahu seperti apa pers Inggris dan itu menghancurkan kesehatan mental saya. Bagi saya, 'Ini toxic'," kata Harry.
"Jadi saya melakukan apa yang seorang suami dan seorang ayah mana pun akan lakukan: saya harus mengeluarkan keluarga saya dari sini."
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)