Korea Utara Tembakkan 2 Rudal Balistik, Beberapa Hari Setelah AS-Korea Selatan Latihan Militer
Korea Utara meluncurkan dua rudal balistik pada Kamis (24/3/2021) waktu setempat.
Penulis:
Citra Agusta Putri Anastasia
Editor:
Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Korea Utara meluncurkan dua rudal balistik pada Kamis (24/3/2021) waktu setempat.
Hal itu disampaikan oleh seorang pejabat senior Amerika Serikat, menurut penilaian intelijen.
Dilansir CNN, belum diketahui apakah rudal itu berjarak pendek, menengah, atau jauh, seperti rudal balistik antarbenua (ICBM).
Komunitas militer dan intelijen AS masih menganalisis data dari peluncuran uji coba tersebut.
Mereka akan menentukan jenis rudal apa yang ditembakkan dan seberapa jauh jaraknya.
AS melacak semua uji senjata Korea Utara melalui radar dan satelit.
Radar dan satelit mampu mendeteksi tanda panas dari peluncuran rudal dengan segera.
Baca juga: Koruptor Korea Utara Ditembak Mati Depan Umum, Anak Diasingkan ke Desa hingga Harta Disita Negara

Baca juga: Ayah-Anak di Korea Utara Mencoba Kabur dari Negaranya karena Kelaparan, tapi Gagal karena Ketahuan
Sebelumnya, pada hari itu, Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan kepada wartawan bahwa Korea Utara telah meluncurkan proyektil tak dikenal ke arah laut antara semenanjung Korea dan Jepang.
"Militer Korea Selatan telah memperkuat pengawasannya dan menjaga kesiapan dalam kerja sama erat dengan AS," kata Kepala Staf Gabungan dalam sebuah pernyataan.
Menurut Kementerian Pertahanan Jepang, proyektil tersebut kemungkinan telah mendarat di luar wilayah Jepang dan zona ekonomi eksklusifnya.
Penjaga Pantai Jepang telah memperingatkan kapal untuk mewaspadai puing-puing yang berjatuhan.
Uji coba kedua dalam waktu kurang dari seminggu
Akhir pekan lalu, Korea Utara melakukan uji senjata pertamanya sejak Presiden AS, Joe Biden, menjabat.
Menurut tiga pejabat AS, Korea Utara meluncurkan dua proyektil.
Dalam uji tersebut, proyektil tersebut berjarak pendek.
Proyektil tersebut diperkirakan rudal artileri atau rudal jelajah.
Namun, yang pasti, rudal tersebut bukan rudal balistik.

Baca juga: Bela Negara Dinilai Perlu Diarahkan pada Rekrutmen Warga yang Kuasai Nuklir, Biologi, dan Kimia
Baca juga: Korea Utara Ancam Putus Hubungan Diplomatik dengan Malaysia Setelah Warganya Diekstradisi ke AS
Langkah tersebut oleh para pejabat senior pemerintah dianggap sebagai provokasi.
Para pejabat dan ahli telah mengantisipasi bahwa pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, akan mencoba mengirim pesan ke pemerintahan Biden tentang pentingnya negara itu di wilayah tersebut.
Sementara itu, uji coba tersebut bagi pemerintahan Biden bukanlah pelanggaran serius.
Oleh karena itu, AS tidak mencegahnya dan tetap mengejar diplomasi dengan Pyongyang.
Namun, dalam sebuah pernyataan kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat pada 16 Maret 2021, Jenderal Angkatan Udara AS, Glen VanHerck, memperingatkan bahwa rezim Korea Utara dapat melangkah lebih jauh.
"Pyongyang telah mengindikasikan bahwa mereka tidak lagi terikat oleh moratorium pengujian nuklir dan ICBM sepihak yang diumumkan pada tahun 2018."
"Itu menunjukkan bahwa Kim Jong Un dapat memulai pengujian penerbangan dengan desain ICBM yang lebih baik dalam waktu dekat," katanya.
Baca juga: Koalisi yang Dipimpin Saudi Sebut 2 Rudal Balistik Houthi Serang Daerah Perbatasan di Selatan Arab
Baca juga: Iran Pamerkan Kota Rudal Mereka, Berisi Berbagai Rudal Jelajah, Balistik, hingga Ranjau Laut
Dianggap sebagai pelanggaran
Jeffrey Lewis, seorang profesor di Middlebury Institute of International Studies, yang berspesialisasi dalam intelijen sumber terbuka, mengatakan bahwa peluncuran rudal balistik merupakan pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB.
"Itu akan mempersulit orang-orangnya Biden," kata Lewis.
Sebelumnya, Lewis menggambarkan bahwa peluncuran jarak pendek di akhir pekan lalu melibatkan dua rudal.
Namun, pada Rabu (24/3/2021) waktu setempat, Lewis menyebut, peluncuran balistik akan lebih dari dua rudal.
Peluncuran itu pun terjadi beberapa hari setelah Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan AS mengunjungi kawasan itu.
Kala itu, Menlu dan Menhan AS mengikuti latihan militer gabungan AS-Korea Selatan.
"Saat kita berlatih menyerang mereka, mereka menyerang kita dengan nuklir. Itu hanyalah yin dan yang dari hal itu," kata Lewis.
Meskipun masih belum jelas apa jenis rudal balistik yang diluncurkan, Lewis mengatakan, rudal tersebut tidak mungkin merupakan rudal jarak jauh yang lebih kuat.
"Untuk rudal jarak yang sangat jauh, mereka cenderung terangkat ketika mereka naik, dan mereka tetap melayang selama 10-20 menit," ujarnya.
Berita lain terkait Korea Utara
(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia)