Selasa, 11 November 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Tentara Israel Bongkar Kekejaman IDF di Gaza: Warga Menjemur Pakaian Ditembak

Dalam sebuah dokumenter TV berjudul Breaking Ranks: Inside Israel's War, tentara Israel bongkar kekejaman IDF di Gaza.

khaberni/tangkap layar
PENGAKUAN TENTARA ISRAEL - Pasukan Israel (IDF) dari Divisi Infanteri, berjalan memasuki sebuah pemukiman di Jalur Gaza. Tentara Israel bongkar bagaimana IDF melakukan kekejaman terhadap warga Palestina selama perang di Gaza melalui sebuah dokumenter berjudul Breaking Ranks: Inside Israel's War yang akan tayang di TV Inggris pada Senin (10/11/2025) malam waktu setempat. 

Ringkasan Berita:
  • Dalam sebuah dokumenter berjudul Breaking Ranks: Inside Israel's War mengungkap kekejaman tentara Israel di Jalur Gaza.
  • Dokumenter tersebut berisikan tentang pengakuan para tentara Israel bagaimana kejamnya IDF selama perang di Gaza.
  • Termasuk dugaan pembunuhan warga sipil tanpa provokasi dan penggunaan penduduk Palestina sebagai tameng hidup.

TRIBUNNEWS.COM - Di tengah kesepakatan gencatan senjata yang rapuh antara Israel dengan Hamas, muncul sebuah dokumenter yang membahas kekejaman Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di Gaza.

Film dokumenter yang berjudul Breaking Ranks: Inside Israel's War yang bakal tayang di Inggris, pada Senin (10/11/2025) malam waktu setempat, menunjukkan kekejaman tentara Israel selama perang di Gaza.

Sejumlah prajurit IDF secara terbuka membongkar praktik pelanggaran norma dan batasan hukum di Jalur Gaza.

Hal tersebut termasuk dugaan pembunuhan warga sipil tanpa provokasi dan penggunaan penduduk Palestina sebagai tameng hidup.

Testimoni tersebut menunjuk pada adanya praktik yang mereka sebut sebagai "sebuah kekacauan", di mana warga sipil tewas atas kehendak perwira di lapangan, serta menguapnya kode etik resmi IDF.

Kapten Yotam Vilk, seorang perwira korps lapis baja, menyatakan bahwa pedoman pelatihan resmi IDF yang mensyaratkan seorang prajurit hanya boleh menembak jika target memiliki sarana, niat, dan kemampuan untuk menimbulkan bahaya, kini tidak berlaku.

"Tidak ada yang namanya 'sarana, niat, dan kemampuan' di Gaza," kata Vilk, dikutip dari The Guardian.

"Itu hanya: kecurigaan berjalan di tempat yang tidak diizinkan. Seorang pria berusia antara 20 hingga 40 tahun," lanjutnya.

Seorang prajurit lain, yang diidentifikasi sebagai Eli, menambahkan bahwa penentuan hidup dan mati "bukan ditentukan oleh prosedur atau peraturan baku, melainkan nurani komandan di lapangan".

Eli menggambarkan bagaimana penentuan siapa yang dianggap musuh menjadi sangat subyektif dan sewenang-wenang.

"Jika mereka berjalan terlalu cepat, mereka mencurigakan. Jika mereka berjalan terlalu lambat, mereka mencurigakan," akunya.

Baca juga: Mengerikan! Perang Israel-Hamas Tak Hanya Hancurkan Kota, tapi Ubah Air Gaza Jadi Racun

Ia menceritakan insiden di mana seorang perwira senior memerintahkan tank untuk menghancurkan sebuah bangunan di area yang sebelumnya ditetapkan sebagai zona aman bagi warga sipil.

Alasannya, seorang pria di atap yang sedang menjemur pakaian dicurigai sebagai 'pengintai'.

"Pria itu tidak bersenjata. Tank itu melepaskan tembakan. Bangunan itu setengah roboh. Dan hasilnya adalah banyak korban tewas dan luka-luka," ungkap Eli.

Kesaksian para prajurit ini juga membenarkan laporan konsisten yang muncul selama konflik dua tahun terakhir mengenai penggunaan warga sipil Palestina sebagai tameng hidup.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved