Demonstran Berkumpul 3 Hari Berturut-turut setelah Polisi Tembak Mati Pria Kulit Hitam Daunte Wright
Demonstran melanjutkan aksi protes mereka di hari ketiga buntut dari insiden penembakan pria kulit hitam bernama Daunte Wright oleh seorang polisi.
Penulis:
Tiara Shelavie
Editor:
Arif Fajar Nasucha
Katie menambahkan bahwa putranya sedang mengemudi dengan pacarnya ketika dia ditembak.
Ia mengatakan putranya menjatuhkan atau meletakkan handphone, setelah itu dia mendengar "benturan" dan seorang petugas menyuruh Wright untuk tidak lari.
Lalu, katanya, seseorang menutup telepon.
Ketika dia menelepon kembali, pacar putranya menjawab dan memberi tahu bahwa dia telah ditembak.
Catatan pengadilan menunjukkan bahwa hakim mengeluarkan surat perintah untuk Daunte Wright awal bulan ini setelah dia absen di persidangan.
Dia menghadapi dua tuduhan pelanggaran ringan setelah polisi Minneapolis mengatakan dia membawa pistol tanpa izin dan melarikan diri dari petugas Juni lalu.
Demonstran Bentrok dengan Polisi
Saat berjaga di dekat lokasi kematian Wright pada hari Minggu, ibunya mendesak pengunjuk rasa untuk damai.
"Kami menginginkan keadilan untuk Daunte,” katanya.
"Kami tidak ingin semua ini tentang kekerasan ini."
Tapi beberapa jam kemudian, di luar Departemen Kepolisian Brooklyn Center, pengunjuk rasa berteriak dan melemparkan batu bata dan kaleng ke petugas.
Setidaknya 20 bisnis di dalam mal terdekat telah dijarah, kata seorang pejabat.
Walikota Jacob Frey dari Minneapolis mengumumkan keadaan darurat pada hari Senin dan mengumumkan jam malam dari jam 7 malam sampai pukul 6 pagi Selasa.
Pada Senin malam, para demonstran berkumpul di luar kantor polisi di Brooklyn Center, meneriakkan "Polisi pembunuh".
Pada pukul 7 malam, polisi menyatakan pertemuan itu melanggar hukum, dan mencoba membubarkan massa dengan menggunakan gas air mata dan granat flash-bang.
Saat malam semakin larut, setidaknya tiga bisnis terdekat dijarah dan beberapa petugas menderita luka ringan.
Sekitar 40 orang telah ditangkap di Brooklyn Center atas berbagai tuduhan termasuk melanggar jam malam dan kerusuhan, kata seorang pejabat Selasa pagi.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Berita terkait Daunte Wright dan penembakan di AS lainnya