Kamis, 28 Agustus 2025

Krisis Myanmar

Baru Setujui Konsensus ASEAN, Aparat Militer Myanmar Tembak Warga Sipil di Kota Mandalay

Pasca setujui konsensus, aparat Myanmar dilaporkan menembak warga sipil dan terjadi pertempuran di pos terdepan tentara Myanmar, Selasa (27/4/2021)

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Gigih
AFP/STR
Para pengunjuk rasa memberikan hormat tiga jari saat mereka mengambil bagian dalam demonstrasi menentang kudeta militer di kotapraja Tamwe di Yangon pada hari Senin, 26 April 2021. 

Kelompok Karen mengatakan 24.000 orang telah mengungsi dalam beberapa pekan terakhir akibat kekerasan, termasuk militer yang melakukan serangan udara dimana mereka berlindung di hutan.

Beberapa dari puluhan kelompok bersenjata Myanmar menentang junta militer yang telah membunuh lebih dari 750 warga sipil yang melakukan protes.

Sementara itu di lokasi lain, hanya ada sedikit laporan kekerasan terjadi.

Foto ini diambil dan diterima atas izin sumber anonim melalui Facebook pada 1 April 2021 menunjukkan pengunjuk rasa membakar salinan konstitusi 2008 selama demonstrasi menentang kudeta militer di Mandalay Myanmar.
Foto ini diambil dan diterima atas izin sumber anonim melalui Facebook pada 1 April 2021 menunjukkan pengunjuk rasa membakar salinan konstitusi 2008 selama demonstrasi menentang kudeta militer di Mandalay Myanmar. (Handout / FACEBOOK / AFP)

Baca juga: Jokowi Minta 3 Komitmen Junta Militer Myanmar, Hentikan Kekerasan hingga Pembukaan Akses Bantuan

Baca juga: Netizen Myanmar Kritik Konsensus KTT ASEAN, Sebut Tak Ada Pertanggungjawaban untuk Korban Tewas

Namun media Myanmar melaporkan ada satu orang yang ditembak mati oleh aparat di Kota Mandalay pada Senin lalu dan kondisinya belum jelas.

Akibatnya, massa anti-kudeta berjanji untuk meningkatkan aksinya menentang militer.

Pada Senin, pengunjuk rasa mengimbau masyarakat untuk berhenti membayar tagihan listrik dan pinjaman pertanian serta menjauhkan anak-anak mereka dari sekolah.

Aktivis juga mengkritik lima poin konsensus dari KTT ASEAN.

Mereka menyebut konsensus itu tidak membuat junta jera dengan tindakan kekerasan dan tidak memenuhi tuntutan mereka.

Kelompok advokasi Asosiasi Bantuan untuk Narapidana Politik mengatakan lebih dari 3.400 orang telah ditahan karena menentang kudeta.

Berita terkait Krisis Myanmar

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan