Minggu, 14 September 2025

Virus Corona

Prancis Komitmen Donasikan 500.000 Dosis Vaksin COVAX

Prancis kini menjadi negara pertama yang membagikan dosis vaksin virus corona (Covid-19) kepada Fasilitas COVAX.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
INDRANIL MUKHERJEE / AFP
Sebuah kotak karton vaksin Covishield yang dikembangkan oleh Serum Institute of India (SII) yang berbasis di Pune diturunkan di bandara Mumbai pada tanggal 24 Februari 2021, sebagai bagian dari skema Covax, yang bertujuan untuk mendapatkan dan mendistribusikan inokulasi secara adil di antara semua negara. 

TRIBUNNEWS.COM, PARIS - Prancis kini menjadi negara pertama yang membagikan dosis vaksin virus corona (Covid-19) kepada Fasilitas COVAX.

COVAX merupakan mekanisme pengadaan vaksin global yang bertujuan untuk mengirimkan hingga 1,8 miliar dosis ke negara berpenghasilan rendah dan menengah sepanjang 2021.

Namun skema ini tengah menghadapi tantangan dalam mengamankan pasokannya di tengah krisis vaksin dan lonjakan kasus positif Covid-19 di beberapa negara.

Dikutip dari laman Devex, Selasa (27/4/2021), Presiden Prancis Emmanuel Macron telah mengumumkan pada hari Jumat lalu bahwa negaranya memberikan 500.000 dosis untuk COVAX secara gratis.

Batch awal yang terdiri dari 105.500 dosis vaksin yang dikembangkan oleh Universitas Oxford dan AstraZeneca diperkirakan akan tersedia pada bulan ini.

Pengiriman pertama vaksin ini pun akan ditujukan ke Mauritania.

"Pengiriman percontohan vaksin AstraZeneca ini adalah bagian dari komitmen 500.000 dosis yang dihimpun dari beberapa produsen yang rencananya dikirim seluruhnya pada pertengahan Juni, dengan tujuan untuk menyediakan setidaknya 5 persen dari semua dosis yang diperoleh Prancis untuk COVAX selama 2021," seperti yang tertulis dalam keterangan resmi pemerintah Prancis.

Negara-negara lain pun diharapkan segera mengikuti langkah Prancis, dengan komitmen yang datang dari para pemimpin Selandia Baru dan Spanyol.

Langkah itu dilakukan setelah seruan yang disampaikan terus-menerus oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan mitra lainnya, termasuk dari masyarakat sipil, agar negara-negara berpenghasilan tinggi membagikan dosis lebih mereka kepada COVAX.

Sementara COVAX, hingga 26 April 2021, telah mengirimkan lebih dari 45 juta dosis ke sekitar 120 negara.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada minggu lalu selama sesi informal dengan organisasi masyarakat sipil dan menjelang Pertemuan Kesehatan Dunia ke-74, bahwa jumlah dosis yang dikirimkan ke negara miskin masih kurang dari 1 persen.

"Hanya 0,3 persen dari dosis vaksin yang diberikan secara global telah dikirimkan ke negara-negara berpenghasilan rendah," kata Tedros.

Baca juga: Uni Eropa Gugat AstraZeneca Karena Tidak Penuhi Kontrak Vaksin Covid-19  

Tedros merupakan salah satu pemimpin kesehatan global ternama yang mengecam ketidaksesuaian yang signifikan dalam distribusi vaksin antara negara-negara berpenghasilan tinggi dan berpenghasilan rendah.

Sehari sebelum pengumuman Prancis, Tedros menulis opini di The New York Times bahwa ekonomi terbesar di dunia memang telah mendukung COVAX 'secara politis dan finansial', namun mereka juga 'merusak' skema pendistribusiannya dengan menimbun persediaan, bahkan beberapa diantaranya memesan dengan stok yang sangat berlebihan untuk rakyat mereka.

Donasi Prancis juga dilakukan di tengah kendala pasokan vaksin Oxford-AstraZeneca.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan