Jumat, 5 September 2025

Tragedi Lag B'Omer di Israel, 45 Orang Tewas dan Lebih dari 150 Orang Terluka karena Terinjak-injak

Tragedi perayaan warga Yahudi Ortodoks, Lag B'Omer di Israel telah menewaskan 45 orang dan menyebabkan lebih dari 150 orang teluka.

Penulis: Rica Agustina
Editor: Sri Juliati
Ishay Jerusalemite / Behadrei Haredim via AP
Tragedi Lag B'Omer di Israel - Tragedi perayaan warga Yahudi Ortodoks, Lag B'Omer di Israel telah menewaskan 44 orang dan menyebabkan lebih dari 150 orang teluka. 

TRIBUNNEWS.COM - Sedikitnya 45 orang tewas dan lebih dari 150 orang terluka hingga kritis dalam acara perayaan Lag B'Omer di Gunung Meron, Israel, Kamis (29/4/2021) tengah malam.

Lag B'Omer adalah hari perayaan di kalender Yahudi, di mana orang-orang Yahudi Ortodoks akan mengunjungi kuburan Rabbi Shimon bar Yochai untuk melakukan berbagai adat istiadat.

Pada hari itu, orang-orang Yahudi Ortodoks juga akan mengadakan acara api unggun, parade, dan acara menggembirakan lainnya.

Dikutip dari The Times of Israel, korban luka dibawa ke RS Ziv di Safed, Galilee Medical Center di Nahariya, RS Rambam di Haifa, RS Poriya di Tiberias, dan RS Hadassah Ein Kerem di Jerusalem.

Pihak rumah sakit dan polisi setempat telah membuka hotline bagi orang-orang untuk mencari keluarga dan teman yang mungkin tewas atau terluka.

Menurut polisi, upaya untuk mengidentifikasi semua korban dan menghubungi semua keluarga diperkirakan akan memakan banyak waktu, karena beberapa tinggal di luar negeri.

Lebih lanjut, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyebut insiden yang dihadiri ribuan warga Yahudi Ortodoks itu sebagai bencana yang mengerikan.

Insiden tersebut diyakininya sebagai tragedi massa damai terburuk dalam sejarah Israel modern.

Jumlah korban tewas lebih tinggi daripada kebakaran hutan Gunung Karmel tahun 2010 yang menewaskan 44 orang.

Baca juga: 40 Orang Tewas di Acara Akbar Liburan Warga Yahudi Ortodoks Israel

Untuk itu, Benjamin menyerukan bahwa hari Minggu mendatang akan dinyatakan sebagai hari berkabung nasional.

Mengenai penyebab tragedi, layanan penyelamatan Magen David Adom (MDA) mengatakan, insiden itu disebabkan oleh himpitan dan kepadatan orang-orang yang hadir.

Insiden itu berpusat di jalan licin, dengan lantai logam yang menanjak.

Banyak dari mereka bergerak melalui jalan tersebut, kemudian terpeleset dan jatuh ke bawah hingga menyebabkan efek domino.

Sejalan dengan keterangan MDA, juru bicara MDA Zaki Heller mengatakan kepada situs berita Ynetm kematian tersebut disebabkan oleh kepadatan yang berlebihan.

Terlalu banyak orang yang hadir di pertemuan tahunan di Galilea utara itu untuk mengunjungi kuburan Rabbi Shimon bar Yochai.

Kemudian, saat orang-orang menari sambil menyaksikan api unggun, bencana datang, kata Heller.

Terjadi kecelakaan mengerikan di dekat sebuah gedung, dan ada lusinan orang yang terperangkap di stand terdekat.

"Tim penyelamat dipanggil ke salah satu konser di dekat makam Bar Yochai, di mana terjadi kecelakaan mengerikan di dekat sebuah gedung."

"Ada lusinan orang yang terperangkap di stand terdekat dan butuh waktu untuk mengevakuasi mereka," kata Heller.

Heller menambahkan, bahwa itu adalah upaya penyelamatan yang sangat rumit yang berlangsung sepanjang malam.

"Ada korban jiwa, ini adalah tragedi yang sangat mengerikan," sambungnya.

Sementara itu, menurut keterangan seorang petugas penyelamat darurat Zaka, banyak orang tua yang terpisah dari anak-anak.

Zaka kemudian berusaha mengumpulkan semua anak yang terpisah dari orang tua mereka.

Baca juga: John Kerry Hebohkan Elite AS, Beber Operasi Rahasia Israel di Suriah

"Kami mencoba menemukan orang-orang yang diyakini hilang dengan menyusun daftar nama," katanya.

Situasi di lokasi sangat kacau, kata petugas Zaka itu, sehingga ponsel tidak berfungsi.

"Ada lebih dari 30 anak di sini sekarang yang ibu dan ayahnya tidak menjawab telepon."

"Saya telah bersama Zaka selama beberapa dekade. Saya belum pernah melihat yang seperti ini," paparnya.

Selanjutnya, dia mengatakan semua yang terluka telah dievakuasi dari lokasi tersebut.

Penyelenggara memperkirakan sekira 100.000 orang berada di lokasi. Perkiraan lain menyebutkan jumlahnya sekira 50.000.

Polisi menutup seluruh acara setelah insiden fatal tersebut dan membantu mengevakuasi semua peserta sepanjang malam.

Penghalang jalan dibuat untuk mencegah orang-orang tiba di tempat kejadian.

Sebelumnya polisi berjuang untuk membersihkan kerumunan dari tempat kejadian untuk memudahkan akses ke ambulans.

Pengeras suara memanggil dalam bahasa Yiddish dan Ibrani agar orang-orang memberi jalan dan membiarkan penyelamat datang.

Kepala Rabbi Israel, Meir Lau, yang berada di salah satu panggung pada saat insiden itu, tetap di sana bersama rabi terkemuka lainnya, sambil mengucapkan mazmur untuk yang terluka.

Diketahui, pertemuan itu adalah yang terbesar di Israel sejak merebaknya pandemi virus corona.

Karena kerumunan besar, polisi mengatakan mereka tidak dapat memberlakukan pembatasan virus korona di situs tersebut.

Baca juga: Apa Itu Miokarditis? Peradangan Jantung yang Dialami Beberapa Penerima Vaksin Pfizer di Israel

(Tribunnews.com/Rica Agustina)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan