Samakan Amerika Serikat dan Israel dengan Hamas, Anggota Kongres Muslim AS Tuai Kecaman
Ilhan Omar, muslim pertama yang menjadi anggota Kongres AS dikecam politikus Partai Demokrat dan Republik karena menyamakan AS dengan Hamas & Taliban.
Penulis:
Ika Nur Cahyani
Editor:
Malvyandie Haryadi
"Cukup muak & lelah dengan fitnah terus-menerus, kesalahan karakterisasi yang disengaja, dan penargetan publik terhadap @IlhanMN yang berasal dari kaukus kami," cuit Alexandria.

Juru bicara Omar, Jeremy Slevin menyalahkan Partai Republik sayap kanan dan rekan-rekan Demokrat karena memulai kebencian terhadap Omar.
Tidak lama kemudian pada Kamis, Omar menyatakan bahwa dia bermaksud menanyai Menlu Blinken soal kejahatan yang diajukan ke Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).
Menurut laporan Bloomberg, cuitan kontroversialnya mengacu pada pertanyaan selama sidang Urusan Luar Negeri DPR.
Diketahui Omar dalam sidang pada 7 Juni itu bertanya, di mana korban kejahatan perang yang dilakukan Israel dan Hamas harus pergi untuk mencari keadilan jika AS menentang tindakan di ICC.
Pada cuitan itu, Omar mengatakan dia membahas pertanyaan terhadap Blinken, "bukan perbandingan moral antara Hamas dan Taliban dan AS dan Israel."
"Saya sama sekali tidak menyamakan organisasi teroris dengan negara-negara demokratis dengan sistem peradilan yang mapan," kata Omar.

Baca juga: Ahli Kerajaan Sebut Ratu Elizabeth Merasa Lega akan Bertemu Joe Biden, Bukan Donald Trump
Baca juga: Jill Biden Pakai Blazer Bertuliskan “LOVE”, Pesan Khusus untuk Melanie Trump?
Namun pertanyaannya kepada Blinken tidak menggunakan bahasa yang sama dengan cuitanya, termasuk video dari persidangan.
Pihak Ketua DPR AS, Nancy Pelosi dan anggota Demokrat lainnya pada Kamis juga mengatakan bahwa membandingkan AS dan Israel dengan Hamas dan Taliban bisa menimbulkan prasangka.
Namun pernyataan ini dibantah wanita Muslim lain dalam Kongres AS, Rashida Tlaib dari Michigan.
"Kebebasan berbicara tidak ada untuk wanita Muslim di Kongres," cuit Tlaib.
"Kepemimpinan Demokrat di DPR seharusnya malu dengan pemolisian nada eksklusif yang tak henti-hentinya terhadap anggota Kongres wanita kulit berwarna," tambahnya.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)