Senin, 1 September 2025

AS Lakukan Serangan Udara Terhadap Milisi Pro-Iran di Suriah dan Irak, Lima Orang Tewas

Amerika Serikat melancarkan serangan udara ke milisi pro-Iran di Suriah dan Irak dengan dalih balasan atas serangan pesawat nir-awak dari milisi

Editor: hasanah samhudi
CITRA SATELIT © 2021 MAXAR TECHNOLOGIES / AFP
Gambar satelit selebaran ini diambil dan dirilis oleh Maxar Technologies pada 26 Februari 2021 menunjukkan setelah (atas, C) serangan udara AS baru-baru ini terhadap sekelompok kecil bangunan di sebuah penyeberangan tidak resmi di perbatasan Suriah-Irak dekat Alm-Qaim, Irak. Suriah dan Iran pada 26 Februari mengutuk serangan udara AS yang mematikan terhadap milisi yang didukung Iran dengan Damaskus menyebutnya sebagai "pertanda buruk" dari pemerintahan Biden yang baru dan Teheran mengatakan itu akan semakin mengguncang kawasan itu. 

Ada lebih dari 40 serangan terhadap kepentingan AS di Irak sejak awal tahun. Sebagian besar adalah bom terhadap konvoi logistik, sementara 14 adalah serangan roket.

Dua pejabat AS, yang berbicara kepada kantor berita Reuters dengan syarat anonim, juga mengatakan milisi yang didukung Iran telah melakukan setidaknya lima serangan pesawat tak berawak terhadap fasilitas di Irak yang digunakan oleh AS dan personel koalisi sejak April.

Seorang pejabat pertahanan mengatakan, salah satu lokasi yang ditargetkan AS pada hari Minggu (27/6) termasuk fasilitas yang digunakan untuk meluncurkan dan memulihkan drone.

Militer AS menggunakan jet tempur F-15 dan F-16 dalam serangan udara dan mengatakan pilot kembali dengan selamat.

Serangan itu terjadi bahkan ketika pemerintahan Biden berusaha untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 dengan Iran.

Baca juga: AS Serang Suriah, Targetkan 2 Kelompok Milisi yang Didukung Iran

Biden dan Gedung Putih menolak mengomentari serangan pada hari Minggu itu.

Kritikus mengatakan Iran tidak dapat dipercaya dan telah menunjuk serangan pesawat tak berawak sebagai bukti lebih lanjut bahwa Iran dan proksinya tidak akan pernah menerima kehadiran militer AS di Irak atau Suriah.

Lawrence Korb, mantan asisten menteri pertahanan AS, mengatakan serangan itu sangat pasti dapat dilihat sebagai peringatan Biden terhadap Iran.

“Pertama kali dia menggunakan kekuatan militer sekitar sebulan setelah dia dilantik,” kata Korb kepada Al Jazeera.

“Saya pikir bukan kebetulan dia melakukannya untuk mengirim sinyal itu ke Iran. Fakta bahwa dia melakukannya sekarang ketika mereka akan menjalani putaran ketujuh pembicaraan tentang JCPOA adalah dia mengatakan: 'Hanya karena kita ada di sana, itu tidak berarti kita akan mengabaikannya (masalah lain),” katanya. (Tribunnews.com/Aljazeera/Hasanah Samhudi)

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan