Selasa, 19 Agustus 2025

Kerusuhan di Afrika Selatan setelah Pemenjaraan Mantan Presiden Zuma Masih Berlanjut, 72 Orang Tewas

Kerusuhan di Afrika Selatan, yang terjadi setelah pemenjaraan mantan Presiden Zuma, masih berlanjut. Mengakibatkan kerugian hingga 72 orang tewas.

Penulis: Rica Agustina
Editor: Arif Fajar Nasucha
Emmanuel Croset/AFP
Seorang tersangka penjarah memohon kepada seorang tentara Pasukan Pertahanan Nasional Afrika Selatan (SANDF) yang menangkap tersangka penjarah di mal Jabulani di Soweto di pinggiran Johannesburg pada 13 Juli 2021. 

TRIBUNNEWS.COM - Kerusuhan di Afrika Selatan masih berlanjut hingga Selasa (13/7/2021), Al Jazeera melaporkan.

Kerusuhan itu terjadi setelah mantan Presiden Jacob Zuma menyerahkan diri kepada pihak berwenang pada Rabu (7/7/2021).

Zuma dihukum 15 bulan penjara karena menentang perintah pengadilan konstitusi untuk memberikan bukti pada penyelidikan yang menyelidiki korupsi tingkat tinggi selama sembilan tahun dia menjabat.

Keputusan untuk memenjarakannya merupakan hasil dari proses hukum yang dilihat sebagai ujian kemampuan Afrika Selatan untuk menegakkan supremasi hukum, termasuk terhadap politisi yang kuat.

Adapun pemenjaraan presiden yang mengakhiri jabatan pada 2018 itu, menimbulkan kemarahan dari orang-orang pro-Zuma.

Baca juga: Afrika Selatan Dilanda Kerusuhan Mematikan sebagai Buntut Pemenjaraan Jacob Zuma

Massa bentrok dengan polisi dan mengobrak-abrik atau membakar pusat perbelanjaan di beberapa wilayah.

Aksi protes yang sudah terjadi selama hampir seminggu itu telah meluas menjadi penjarahan dan curahan kemarahan atas ketidaksetaraan yang bertahan 27 tahun setelah jatuhnya apartheid.

Kemiskinan yang diperburuk oleh pembatasan sosial dan ekonomi yang ketat, yang bertujuan menekan penularan virus corona (Covid-19), juga memicu aksi tersebut.

Para pejabat keamanan mengatakan pemerintah sedang bekerja untuk menghentikan penyebaran kekerasan dan penjarahan, yang sejauh ini telah menyebar dari rumah Zuma di Provinsi KwaZulu-Natal ke Provinsi Gauteng yang mengelilingi kota terbesar di negara itu, Johannesburg.

Presiden Cyril Ramaphosa mengumumkan pada Senin (12/7/2021) malam bahwa dia mengirim pasukan untuk membantu polisi yang kewalahan menghentikan kerusuhan dan memulihkan ketertiban.

Baca juga: Kekerasan dan Penjarahan di Afrika Selatan setelah Penangkapan Mantan Presiden Zuma

Korban Tewas Naik Menjadi 72 Orang

Korban tewas akibat kekerasan selama lima hari di Afrika Selatan telah meningkat menjadi 72 orang, meskipun Presiden Ramaphosa mengerahkan pasukan untuk memadamkan kerusuhan.

"Jumlah orang yang kehilangan nyawa sejak awal protes ini telah meningkat menjadi 72 orang," kata polisi pada Selasa (13/7/2021).

Sebagian besar kematian berkaitan dengan penyerbuan yang terjadi selama insiden penjarahan toko.

Lainnya terkait dengan penembakan dan ledakan mesin ATM, jelas polisi itu.

Tentara Pasukan Pertahanan Nasional Afrika Selatan (SANDF) berjaga-jaga saat mereka menghadapi kerumunan penjarah di mal Jabulani di Soweto di pinggiran Johannesburg pada 13 Juli 2021
Tentara Pasukan Pertahanan Nasional Afrika Selatan (SANDF) berjaga-jaga saat mereka menghadapi kerumunan penjarah di mal Jabulani di Soweto di pinggiran Johannesburg pada 13 Juli 2021 (Emmanuel Croset/AFP)
Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan