Virus Corona
Varian Delta Menyebar di Lebih 100 Negara dan Sulit Dikendalikan, Bagaimana Jika Belum Vaksin?
Varian Delta Covid-19 kini sudah menyebar di lebih dari 100 negara dan sulit dikendalikan. Vaksinasi disebut mengurangi risiko tertular.
Penulis:
Ika Nur Cahyani
Editor:
Pravitri Retno W
Para peneliti juga mengatakan bahwa varian ini 50% lebih mudah menular daripada varian Alpha asal Inggris.
Pakar kesehatan memperkirakan bahwa rata-rata orang yang terinfeksi varian Delta menyebarkannya ke tiga atau empat orang lain.
Berbanding jauh dengan Covid-19 asli yang diprediksi dapat menulari satu atau dua orang lain, menurut Yale Medicine.
2. Apa saja gejalanya?
Gejala varian Delta relatif mirip dengan Covid-19 biasanya, termasuk batuk-batuk, sakit kepala, dan sakit tenggorokan.
Namun, data dari ZOE COVID Symptom Study mengatakan, bahwa pasien Covid-19 varian Delta di Inggris melaporkan beberapa gejala yang berbeda.
Pada pasien yang terinfeksi varian ini, gejala batuk dan anosmia atau kehilangan penciuman tampak kurang umum.
3. Seberapa mematikan varian Delta?
Saat ini para ilmuwan masih melakukan penelitian terkait seberapa mematikannya varian Delta.
Namun berdasarkan data rawat inap di Inggris dalam studi yang terbit di The Lancet, penderita Covid-19 varian Delta cenderung dirawat inap, kritis, hingga meninggal dunia.
Hal ini terutama terjadi kepada mereka yang belum divaksinasi.
Baca juga: Dua Atlet di Desa Olimpiade Jepang Terkonfirmasi Covid-19
Baca juga: Survei LSI: 76 Persen Masyarakat Tolak Vaksin Berbayar
4. Vaksinasi mengurangi risiko varian Delta

Yale Medicine melaporkan bahwa orang yang belum menerima vaksinasi sama sekali adalah yang paling berisiko jika terjangkit varian Delta.
Di AS, wilayah dengan tingkat vaksinasi rendah mengalami lonjakan kasus, terutama di negara bagian Midwest dan Selatan seperti Missouri dan Arkansas.
Anak-anak dan para pemuda yang belum divaksinasi juga termasuk kelompok rentan.