Senin, 25 Agustus 2025

Joe Biden Dorong Kongres AS Naikkan Batas Utang dan Minta Partai Republik untuk Menyingkir

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengecam partai Republik atas apa yang ia anggap sebagai perilaku munafik.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi
Brendan SMIALOWSKI / AFP
Presiden AS Joe Biden menyalahkan Partai Republik karena menghalangi upaya pemerintah untuk menaikkan atau menangguhkan batas pinjaman AS serta mencegah risiko gagal bayar. 

Bahkan jika pemerintahan Biden tidak mengeluarkan pengeluaran baru pun, anggota parlemen masih perlu menyetujui penangguhan atau peningkatan batas untuk memungkinkan Departemen Keuangan melunasi tagihan negara.

Namun dengan Demokrat bergegas untuk memangkas kembali tagihan jaring pengaman sosial 3,5 triliun dolar AS mereka, beberapa anggota Partai Republik akhirnya menyamakan suara dengan menaikkan plafon sebagai dukungan implisit dari inisiatif itu.

"Demokrat ingin Partai Republik menaikkan pagu utang lebih tinggi daripada yang seharusnya diperlukan untuk membayar pengeluaran mereka sebesar 3,5 hingga 5 triliun dolar AS," kata Senator Republik dari negara bagian Pennsylvania, McConnell dalam sebuah cuitannya di Twitter pada Selasa waktu setempat.

Menurutnya, jika kegagalan menaikkan pagu utang dianggap sebagai bencana seperti yang dikatakan Demokrat, mereka akan menggunakan mekanisme yang sama dengan yang digunakan saat ini untuk memajukan pajak dan pengeluaran mereka demi menaikkan pagu utang.

Sedangkan Demokrat berpendapat, meningkatkan batas harus menjadi upaya bipartisan dan mencatat bahwa mereka mendukung kenaikan hingga mencapai batas yang pernah disepakati di bawah pemerintahan Trump.

Partai tersebut juga berhati-hati dalam menyetujui untuk memasukkan plafon utang dalam RUU rekonsiliasi mereka.

Schumer mengatakan kepada rekan-rekannya di Demokrat dalam sebuah surat pada Senin kemarin bahwa tagihan plafon utang itu akan diupayakan untuk lolos sebelum akhir minggu ini.

"Biar saya jelaskan tentang tugas di hadapan kita, kita harus mendapatkan tagihan ke meja Presiden yang menangani batas utang pada akhir minggu. Kita tidak memiliki kemewahan untuk menunggu hingga 18 Oktober, karena merupakan tanggung jawab kita untuk meyakinkan kembali kepada dunia bahwa Amerika Serikat memenuhi kewajiban secara tepat waktu," tulis Schumer.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan