Virus Corona
RDIF Sambut Pengakuan Israel atas Vaksin Sputnik V
RDIF telah menyatakan bahwa total ada 31 negara yang tidak memiliki persyaratan tambahan terkait virus corona untuk mereka yang diinokulasi.
Penulis:
Fitri Wulandari
Editor:
Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF) menyambut baik pengakuan Israel atas vaksin virus corona (Covid-19) Sputnik V dan menyerukan diakhirinya diskriminasi terhadap vaksin Covid-19.
Pernyataan ini disampaikan RDIF dalam siaran pers yang dirilis pada Kamis kemarin.
Dikutip dari laman Sputnik News, Jumat (29/10/2021), RDIF mengklaim bahwa negara-negara yang memilih untuk membuka perbatasan mereka bagi wisatawan yang diinokulasi menggunakan vaksin Rusia akan meningkatkan pariwisata dan membantu ekonomi mereka pulih lebih cepat.
Dengan demikian, Israel telah bergabung dengan daftar 100 negara yang telah menyetujui masuknya wisatawan yang divaksinasi menggunakan vaksin yang dikembangkan Institut Gamaleya itu.
Baca juga: AS Akan Tempatkan Sputnik V dan Vaksin Lain di Daftar Hijau Setelah Dapat Izin WHO
RDIF telah menyatakan bahwa total ada 31 negara yang tidak memiliki persyaratan tambahan terkait virus corona untuk mereka yang diinokulasi dengan Sputnik V.
Sementara 50 negara tambahan akan membutuhkan bukti tes PCR negatif atau tes antibodi positif, lalu 20 negara mewajibkan wisatawan yang divaksinasi Sputnik V untuk dikarantina terlebih dahulu pada saat kedatangan.
Sebelumnya, keputusan untuk memberikan lampu hijau kepada Sputnik V diumumkan oleh Menteri Pariwisata Israel Yoel Razvozov pada 27 Oktober lalu.
Ia mengklarifikasi bahwa wisatawan akan diminta untuk mengikuti tes serologi saat masuk wilayah Israel, namun persyaratan itu akan dicabut segera setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyetujui vaksin Rusia tersebut.
Baca juga: Namibia Hentikan Penggunaan Vaksin Sputnik V, Klaim SAPHRA Disebut Tak Berdasar
Sputnik V diharapkan akan disahkan oleh WHO pada akhir tahun ini.
Perlu diketahui, vaksin ini menunjukkan efektivitas mencapai 91,6 persen dan telah disetujui untuk digunakan di 70 negara, mewakili total populasi empat miliar orang atau setara 50 persen populasi dunia.