Kamis, 28 Agustus 2025

POPULER Internasional: Omicron Disebut Merebak dalam 3-6 Bulan | Pria Bersenjata Datangi Markas PBB

Berita populer Internasional, di antaranya dokter di Singapura sebut varian Omicron akan menguasai dunia dalam 3-6 bulan ke depan.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
Kolase Tribunnews/AFP
Berita populer Internasional, di antaranya dokter di Singapura sebut varian Omicron akan menguasai dunia dalam 3-6 bulan ke depan. 

TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.

Dokter di Singapura sebut varian Omicron akan menguasai dunia dalam 3-6 bulan ke depan.

Mengenai politik AS, pakar sebut pamor wapres Kamala Harris turun seiring pengunduran diri sejumlah ajudan.

Sementara itu, seorang pria bersenjata terlihat mondar-mandir di depan markas PBB New York.

Selengkapnya, ini berita populer Internasional dalam 24 jam terakhir.

1. Dokter di Singapura Sebut Varian Omicron akan Mendominasi Dunia Dalam 3-6 Bulan ke Depan

Varian baru Covid-19 Omicron kemungkinan akan "membanjiri seluruh dunia" dalam beberapa bulan mendatang, menurut seorang dokter penyakit menular yang berbasis di Singapura.

Meski vaksin untuk melawan varian tersebut dapat dikembangkan dengan cepat, vaksin itu masih perlu diuji selama 3-6 bulan untuk membuktikan bahwa vaksin dapat memberikan kekebalan terhadap varian itu, kata Dr. Leong Hoe Nam dari Rumah Sakit Mount Elizabeth Novena, Rabu (1/12/2021).

"Tapi sejujurnya, Omicron akan mendominasi dan menguasai seluruh dunia dalam tiga hingga enam bulan," katanya kepada Street Signs Asia CNBC.

Varian Delta, yang saat ini menyumbang 99% dari infeksi Covid-19, mulai menyebar di negara bagian Maharashtra India pada Maret 2021, kemudian dominan secara global pada Juli, menurut Reuters.

CEO Moderna Stephane Bancel pada hari Senin mengatakan akan memakan waktu berbulan-bulan untuk mengembangkan dan mengirimkan vaksin yang secara khusus menargetkan varian omicron.

CEO Pfizer Albert Bourla juga mengatakan vaksin bisa siap dalam waktu kurang dari 100 hari, atau sedikit lebih dari tiga bulan.

Baca juga: Perusahaan Farmasi Novavax Inc Mulai Kembangkan Vaksin untuk Cegah Varian Omicron

Baca juga: Dr Reisa: Pengobatan Covid-19 Masih Efektif Atasi Varian Omicron

Dr. Leong Hoe Nam dari Rumah Sakit Mount Elizabeth Novena
Dr. Leong Hoe Nam dari Rumah Sakit Mount Elizabeth Novena (CNBC)

"Ide bagus, tapi jujur, itu tidak praktis,"kata Leong tentang vaksin yang secara khusus dibuat untuk Omicron.

"Kami tidak akan bisa buru-buru mengeluarkan vaksin tepat waktu dan pada saat vaksin datang, hampir semua orang akan terinfeksi Omicron mengingat tingkat penyebaran dan penularan yang tinggi ini."

Para ahli tidak tahu persis seberapa menular varian Omicron ini.

Tetapi protein lonjakan virus – yang mengikat sel manusia – memiliki mutasi yang terkait dengan transmisi yang lebih tinggi dan penurunan perlindungan antibodi.

BACA SELENGKAPNYA >>>

2. Pakar Politik AS Sebut Pamor Wapres Kamala Harris Menurun, 2 Ajudan Mundur dalam Waktu Berdekatan

Pamor publik Wakil Presiden AS Harris "tenggelam seperti batu," ujar seorang pakar politik AS kepada Fox News.

Dilansir Daily Express, kantor Wakil Presiden AS Kamala Harris dikatakan dalam "kekacauan total" setelah sejumlah anggota senior mengundurkan diri.

Pemimpin Redaksi Washington Examiner Hugo Gurdon mengatakan kepada Fox News bahwa ada "penyapuan bersih" yang terjadi dalam kantor wakil presiden.

Gurdon menghubungkan masalah staf itu dengan pamor Harris yang buruk.

Ia mengatakan kepada Fox News Business:

"Ini benar-benar kekacauan di Sayap Barat."

"Saya pikir ada sapu bersih yang terjadi."

"Anda punya Symone Sanders, seperti yang Anda katakan, Anda tahu, sebulan yang lalu kami mendengar bahwa Ashley Etienne, direktur komunikasi, juga akan keluar."

Baca juga: Momen 85 Menit Kamala Harris Gantikan Joe Biden, Jadi Wanita AS Pertama yang Berkuasa Presiden

Baca juga: Kamala Harris dan Emmanuel Macron Mendorong Upaya Global Melawan Ketidaksetaraan

Wakil Presiden AS Kamala Harris berbicara selama konferensi pers bersama dengan Presiden Guatemala Alejandro Giammattei di Istana Budaya di Guatemala City pada 7 Juni 2021.
Wakil Presiden AS Kamala Harris berbicara selama konferensi pers bersama dengan Presiden Guatemala Alejandro Giammattei di Istana Budaya di Guatemala City pada 7 Juni 2021. (Johan ORDONEZ / AFP)

BACA SELENGKAPNYA >>>

3. Meghan Markle Pernah Diberi Hak Istimewa oleh Ratu saat Natal yang Tidak Dinikmati Kate Middleton

Meghan Markle melewati Natal pertamanya dengan Pangeran Harry pada tahun 2017.

Saat itu, ia diberi keistimewaan oleh Ratu yang tidak pernah dirasakan Kate Middleton.

Dilansir Mirror, setelah Meghan dan Harry bertunangan pada tahun 2017, Ratu Elizabeth memberi izin kepada Meghan untuk ikut merayakan Natal bersama keluarga kerajaan.

Saat itu, Meghan terpotret berjalan bersama anggota keluarga kerajaan Inggris lainnya saat mereka menuju gereja.

Baca juga: Meghan Markle Menang atas Banding yang Diajukan Surat Kabar Mail: Ini Bukan Hanya Untuk Saya

Meghan Markle rayakan Natal pertamanya bersama Pangeran Harry
Meghan Markle rayakan Natal pertamanya bersama Pangeran Harry (ABC News)

Sementara itu, Kate Middleton harus menunggu sampai tahun 2011, ketika ia sudah menikah dengan Pangeran William, untuk bisa bergabung dengan acara keluarga.

Kate dan William sudah berpacaran sejak 2003 dan bertunangan pada 2010, seperti dilaporkan Glamour.

Tapi tampaknya sang Ratu senang melanjutkan tradisi yang dia buat untuk Meghan.

Sebab pada 2019, Edoardo Mapelli Mozzi yang saat itu masih menjadi tunangan Putri Beatrice, juga diundang ke Sandringham merayakan Natal.

Pasangan itu baru menikah pada tahun 2020, dalam pernikahan tertutup yang digelar terbatas akibat pandemi.

Sementara itu, diberitakan Tribunnews sebelumnya, Ratu Elizabeth merasa cukup sehat untuk menggelar acara Natal tahun ini di kediaman pribadinya di Sandringham, Norfolk, Mirror melaporkan.

BACA SELENGKAPNYA >>>

4. Pria Bersenjata Api Mondar Mandir di Gerbang Utama, Markas Besar PBB Ditutup Tiga Jam

Petugas polisi New York berkumpul di dekat markas besar PBB di New York City, New York pada 2 Desember 2021. - Markas besar PBB di New York ditutup pada hari Kamis selama bentrokan polisi dengan seorang pria yang tampaknya memegang senjata di luar tempat itu, kata para pejabat. Markas besar PBB ditutup, ada aktivitas polisi, kata juru bicara PBB kepada AFP. (Photo by Yuki IWAMURA / AFP)
Petugas polisi New York berkumpul di dekat markas besar PBB di New York City, New York pada 2 Desember 2021. - Markas besar PBB di New York ditutup pada hari Kamis selama bentrokan polisi dengan seorang pria yang tampaknya memegang senjata di luar tempat itu, kata para pejabat. Markas besar PBB ditutup, ada aktivitas polisi, kata juru bicara PBB kepada AFP. (Photo by Yuki IWAMURA / AFP) (AFP/YUKI IWAMURA)

Markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York City ditutup  selama tiga jam pada Kamis (2/12/2021) waktu setempat, saat seorang pria bersenjata api terlihat mondar-mandir di luar salah satu gerbang utamanya.

Kepala Operasi Khusus NYPD Harry Wedin mengatakan, pria yang diperkirakan berusia 60 tahun itu ditahan tanpa insiden sekitar pukul 13.40 waktu setempat.

Penahanan dilakukan tiga jam setelah polisi mengatakan pria itu pertama kali terlihat di luar pos pemeriksaan keamanan PBB di First Avenue Manhattan. Pria tersebut dibawa ke rumah sakit untuk dievaluasi.

Wedin mengatakan, pistol itu diisi dengan satu peluru.

Selain itu, pria tersebut juga membawa tas dan memberikan dokumen polisi, termasuk surat medis, yang katanya ingin dikirim ke PBB.

Baca juga: Sekjen PBB: Pembatasan Perjalanan Internasional Tak Efektif Cegah Penyebaran Omicron

Baca juga: Sembilan Faksi Bersenjata Etiopia Bersatu Lawan PM Abiy Ahmed

Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan bahwa sebagai bagian dari negosiasi dengan NYPD, pria itu mengatakan bahwa dia ingin memberikan beberapa dokumen terlebih dahulu kepada PBB.

(Tribunnews.com)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan