Senin, 25 Agustus 2025

Virus Corona

WHO Minta Jangan Panik Hadapi Varian Omicron, tapi Harus Siap dan Berhati-hati

WHO minta masyarakat tak perlu panik dengan munculnya varian Omicron, tapi harus siap dan berhati-hati.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Arif Fajar Nasucha
Fabrice COFFRINI/AFP
Kepala ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Soumya Swaminathan menghadiri konferensi pers gabungan setelah konferensi internasional dua hari tentang penelitian vaksin virus corona COVID-19 dan pertemuan untuk memutuskan apakah Ebola di Kongo masih merupakan darurat kesehatan yang menjadi perhatian internasional pada 12 Januari, 2020 di Jenewa. Badan kesehatan PBB pada 12 Februari mengatakan "terlalu dini" untuk mengatakan apakah COVID-19 mungkin telah mencapai puncaknya atau kapan akan berakhir. Ia juga mengatakan bahwa mereka memperpanjang selama tiga bulan lagi penetapan darurat global untuk wabah Ebola di DR Kongo. 

Swaminathan masih belum mengetahui tentang perlunya meningkatkan vaksin yang ada.

Sebab, ia mencatat bahwa booster dari suntikan vaksin mungkin cukup untuk melawan Omicron.

"Ada kemungkinan bahwa vaksin akan bekerja. Mungkin pada awalnya Anda memerlukan dosis ekstra untuk meningkatkan respons kekebalan," katanya.

Mutasi Varian Omicron Berasal dari Virus Flu Biasa

Para peneliti menduga varian Covid-19 Omicron memperoleh setidaknya satu dari puluhan mutasinya dengan mengambil potongan materi genetik dari virus lain, seperti virus penyebab flu biasa.

Sebab, menurut mereka, urutan genetik varian Omicron ini tidak muncul dalam versi virus corona sebelumnya, yang disebut SARS-CoV-2.

Tetapi ada di mana-mana di banyak virus lain termasuk virus yang menyebabkan flu biasa, dan juga dalam genom manusia.

Peneliti dari Cambridge, perusahaan analitik data yang berbasis di Massachusetts, AS, Venky Soundararajan menyebut varian Omicron membuat dirinya terlihat "lebih manusiawi".

"Dengan memasukkan potongan khusus ini ke dalam dirinya sendiri, Omicron mungkin membuat dirinya terlihat "lebih manusiawi," yang akan membantunya menghindari serangan oleh sistem kekebalan manusia," katanya, dikutip Tribunnews.com dari Reuters, Sabtu (4/12/2021).

Baca juga: Pemerintah Larang WNA dari Negara Terkonfirmasi Omicron Masuk ke Indonesia

Pelancong internasional yang mengenakan alat pelindung diri (APD) tiba di Bandara Tullamarine Melbourne pada 29 November 2021 ketika Australia mencatat kasus pertama varian Omicron dari Covid-19. (Photo by William WEST / AFP)
Pelancong internasional yang mengenakan alat pelindung diri (APD) tiba di Bandara Tullamarine Melbourne pada 29 November 2021 ketika Australia mencatat kasus pertama varian Omicron dari Covid-19. (Photo by William WEST / AFP) (AFP/WILLIAM WEST)

Hal ini bisa berarti virus lebih mudah menular, dan kemungkinan hanya menyebabkan penyakit ringan atau tanpa gejala.

Namun para ilmuwan belum mengetahui apakah Omicron lebih menular daripada varian lainnya.

Juga tentang kemungkinan menyebabkan penyakit yang lebih parah atau akan menyalip Delta sebagai varian yang paling mendominasi.

Menurut Soundararajan, perlu beberapa minggu untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Sementara, sel-sel di paru-paru dan sistem pencernaan dapat menampung SARS-CoV-2 dan virus corona flu biasa secara bersamaan, menurut penelitian sebelumnya.

"Koinfeksi semacam itu memicu terjadinya rekombinasi virus, sebuah proses di mana dua virus berbeda dalam sel inang yang sama berinteraksi sambil membuat salinan dirinya sendiri, menghasilkan salinan baru yang memiliki beberapa materi genetik dari kedua 'orang tuanya'."

Baca juga: Omicron Terdeteksi di Malaysia, Masuk Lewat Orang Asing dari Afsel, Bagaimana Antisipasi Indonesia?

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan