Donald Trump Sebut Mantan PM Israel Benjamin Netanyahu Tak Pernah Berniat Damai dengan Palestina
Mantan Presiden AS Donald Trump menyebut Benjamin Netanyahu tidak pernah memiliki keinginan untuk membuat perdamaian dengan Palestina.
Penulis:
Tiara Shelavie
Editor:
Arif Fajar Nasucha
Kedua mantan presiden itu sempat bekerja dengan Netanyahu untuk mencapai solusi dua negara.
Dalam sebuah wawancara tahun 2014, Clinton setuju bahwa Netanyahu mungkin "bukan orang yang akan berdamai dengan Palestina."
Hubungan Netanyahu dan Obama diketahui sedikit tegang karena perbedaan ideologis yang mencolok.
Netanyahu juga sangat menentang pekerjaan Obama dalam membangun perjanjian nuklir dengan Iran.

Ravid melakukan wawancara dengan Trump untuk kepentingan buku barunya yang berjudul Trump's Peace: The Abraham Accords and the Reshaping of the Middle East.
Sebelumnya, Ravid merilis cuplikan lain dari wawancaranya dengan Trump.
Trump disebut menuduh Netanyahu tidak setia karena memberi selamat kepada Presiden Biden atas kemenangannya dalam pemilihan presiden.
"Ini masih pagi. Oke? Mari kita begini -- dia (Netanyahu) menyapanya sangat awal."
"Lebih awal dari kebanyakan pemimpin dunia. Saya tidak berbicara dengannya sejak itu. Persetan dengannya (F**k him)," kata Trump.
"Bibi bisa saja tetap diam. Dia telah melakukan kesalahan besar," kata Trump.
Trump menjelaskan alasannya sangat sakit hati dengan mantan pemimpin Israel itu sampai putus hubungan.
"Tidak ada orang yang melakukan lebih banyak untuk Netanyahu daripada saya. Tidak ada orang yang melakukan untuk Israel lebih dari saya."
"Dan orang pertama yang berlari untuk menyambut Joe Biden adalah Netanyahu."
"Dan dia tidak hanya memberi selamat padanya – dia melakukannya itu dalam sebuah video," ujar Trump.
Sepanjang kepemimpinannya, Donald Trump melakukan banyak hal untuk Israel khususnya kepada sekutunya Benjamin Netanyahu.