Donald Trump Sebut Mantan PM Israel Benjamin Netanyahu Tak Pernah Berniat Damai dengan Palestina
Mantan Presiden AS Donald Trump menyebut Benjamin Netanyahu tidak pernah memiliki keinginan untuk membuat perdamaian dengan Palestina.
Penulis:
Tiara Shelavie
Editor:
Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Mantan Presiden AS Donald Trump menyebut Benjamin Netanyahu tidak pernah memiliki keinginan untuk membuat perdamaian dengan Palestina.
Dilansir The Hill, klaim Donald Trump itu dikeluarkan saat wawancara dengan jurnalis Israel Barak Ravid, yang dipublikasikan Senin (13/12/2021).
"Saya tidak berpikir Bibi ingin damai," ujar Trump menggunakan nickname Netanyahu.
"Seluruh hidup saya adalah kesepakatan."
"Saya seperti satu masalah besar."
"Itu saja yang saya lakukan, jadi saya memahaminya," kata Trump.
"Dan setelah bertemu dengan Bibi selama tiga menit... Saya menghentikan Bibi di tengah kalimat dan berkata, 'Bibi, kamu tidak ingin membuat kesepakatan. Benarkah?'"
"Dan dia menjawab, 'Yah, uh, uh uh' - dan faktanya, menurut saya Bibi tidak pernah ingin membuat kesepakatan."
Baca juga: Donald Trump Caci Maki Netanyahu, Merasa Dikhianati Gara-gara Selamati Joe Biden
Baca juga: Israel Tarik Pengamanan Keluarga Netanyahu, Eks PM Israel Keberatan, Merasa Jadi Sasaran Teror

Menurut Ravid, sejak awal masa kepresidenannya, Trump sudah menyadari bahwa Netanyahu menimbulkan hambatan yang lebih besar untuk membangun perdamaian dengan Palestina.
Hambatan itu bahkan lebih besar daripada Presiden Otoritas Nasional Palestina Mahmoud Abbas.
"Saya pikir dia hebat," kata Trump tentang Abbas.
"Dia hampir seperti seorang ayah. Tidak mungkin lebih baik."
"Saya pikir dia lebih ingin membuat kesepakatan dari Netanyahu."
Meskipun demikian, Trump menyebut Abbas menampilkan nada bicara yang ramah secara pribadi, tetapi mendukung nada yang lebih kritis dan "suka berperang" ketika berbicara di depan umum.
Dalam pemahaman Ravid, Donald Trump tampaknya mencapai kesimpulan yang sama seperti yang dicapai oleh dua pendahulunya - mantan Presiden Clinton dan Obama.