Selasa, 30 September 2025
Deutsche Welle

Bisakah Terumbu Karang di Laut Merah Pulihkan Ekosistem yang Sekarat?

Terumbu karang di Teluk Aqaba memiliki sejarah evolusi unik yang dapat membantu mereka bertahan dari krisis iklim. Para ilmuwan bahkan…

Masalahnya, kata Aranda, adalah skala.

"The Great Barrier Reef seukuran Italia. Kita tidak bisa menanam terumbu karang seperti kita menaburkan benih di darat," katanya, karena penanaman karang membutuhkan penyelam untuk masuk ke dalam air dan secara manual memperbaiki pecahan karang yang tumbuh di pembibitan.

Perkebunan karang terlalu mahal dan memakan waktu, serta pengenalan spesies sering kali sangat menantang.

"Biasanya karang butuh beberapa generasi untuk beradaptasi,” kata Aranda. Namun, planet ini memanas lebih cepat daripada proses adaptasi ini. Dia berharap untuk mempercepat pertukaran genetik untuk memberi karang kesempatan untuk mengikuti kenaikan suhu: "Kami berharap dengan kawin silang, kami tidak harus menanam karang, mereka akan bereproduksi sendiri."

Metode ini masih membutuhkan waktu dan Fine tidak yakin itu akan berhasil dalam skala besar. Dia percaya bahwa fokusnya harus pada mengidentifikasi dan melestarikan terumbu karang yang tangguh, daripada mencoba menumbuhkan karang di tempat lain.

"Apa yang dapat kami tawarkan adalah pengetahuan, pemahaman gen mana yang dipilih di selatan saat memasuki Laut Merah dan apa artinya bagi ketahanan termal," kata Fine.

'Kami berutang kepada generasi mendatang'

Sekitar 25% dari semua spesies laut hidup di dalam dan di sekitar terumbu karang, menjadikannya salah satu habitat paling beragam di dunia.

"Teluk Aqaba memiliki ekosistem yang sangat beragam," kata ahli konservasi Yordania Ehab Eid. "Di Yordania, kami telah mengidentifikasi 157 spesies karang keras dan ada lebih dari 500 spesies ikan. Lebih dari setengahnya bergantung pada karang."

Selain menyediakan habitat penting bagi kehidupan laut, terumbu karang juga menyediakan makanan dan obat-obatan, melindungi garis pantai, dan mengamankan mata pencaharian lebih dari 500 juta orang di seluruh dunia.

Terlepas dari ketahanannya terhadap suhu tinggi, karang Aqaba rentan terhadap polusi dan pembangunan pesisir perkotaan yang tidak berkelanjutan, sehingga membahayakan mata pencaharian banyak orang di Yordania, Israel, Arab Saudi, dan Mesir yang bergantung pada perikanan dan pariwisata di Teluk Aqaba.

"Karang sangat penting untuk ikan di sini,” kata Ibrahim Riady, yang telah bekerja sebagai nelayan di kota Aqaba, Yordania, selama lebih dari dua dekade. "Penghidupan kami bergantung pada mereka." Dia dan nelayan lokal lainnya mengatakan hasil tangkapan mereka telah menurun selama beberapa dekade terakhir.

Para ilmuwan menyerukan agar terumbu karang dilindungi untuk memastikan teluk dapat berfungsi sebagai tempat perlindungan bagi karang yang jika mereka selamat dari ancaman lokal, dapat menghidupkan kembali terumbu karang di tempat lain. "Teluk Aqaba mungkin salah satu terumbu terakhir yang berdiri di akhir abad ini," kata Eid. "Ini adalah harta karun. Kami berutang kepada generasi mendatang untuk melestarikannya."

(ha/hp)

Sumber: Deutsche Welle
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved