Virus Corona
Omicron Menyebar Luas, 50 Anggota Parlemen Iran Positif Covid-19
50 dari 290 anggota parlemen Iran terpapar Covid-19 saat varian Omicron menyebar dengan luas di negara tersebut.
Penulis:
Tiara Shelavie
Editor:
Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - 50 dari 290 anggota parlemen Iran terpapar Covid-19 saat varian Omicron menyebar dengan luas di negara tersebut.
Dilansir The Guardian, anggota parlemen senior Alireza Salimi, berbicara kepada YJC, agensi berita yang berhubungan dengan TV negara.
Ia menyebut rapat parlemen minggu ini digelar sesuai regulasi kesehatan.
Parlemen pernah ditangguhkan selama dua minggu pada April lalu karena wabah di antara anggota parlemen.
Di hari-hari awal pandemi, beberapa anggota parlemen bahkan meninggal karena virus tersebut.
Iran telah mengalami lonjakan kasus Covid-19 setelah adanya jeda singkat setelah vaksinasi massal.
Baca juga: Ahli Sebut Periode Gelombang Omicron Lebih Singkat Ketimbang Delta
Baca juga: Presiden Turki Erdogan dan Istri Positif Covid-19 Varian Omicron

Dalam beberapa hari terakhir, Iran telah melaporkan rata-rata lebih dari 30.000 infeksi baru per hari.
Namun, jumlah kasus selama 24 jam sebelumnya adalah 23.130, kata kementerian kesehatan pada hari Sabtu (5/2/2022).
Iran, dengan populasi sekitar 85 juta orang, telah melaporkan lebih dari 6,5 juta kasus dan lebih dari 132.500 kematian terkait virus corona sejak pandemi dimulai.
Lebih dari 50 juta orang telah menerima dua dosis vaksin virus corona, dan lebih dari 19 juta telah menerima tiga dosis.
20 Gejala Utama Covid-19 Varian Omicron dan Berapa Lama Gejala Dapat Bertahan
Januari lalu, para peneliti di London, Inggris mengungkap 20 gejala utama varian Omicron Covid-19 dan berapa lama gejala itu dapat bertahan.
Seperti dilansir Mirror, aplikasi ZOE COVID Study mengumpulkan data dari lebih dari 4,7 juta pengguna publik untuk melacak informasi tentang virus, dari gejala hingga tempat yang paling umum.
Studi ini mencakup komunitas besar yang melaporkan tentang Covid secara global dan memungkinkan pengumpulan informasi yang tepat tentang variannya.
Informasi terbaru mengungkapkan lima gejala teratas yang ada di aplikasi, yaitu pilek, sakit kepala, kelelahan, bersin, dan sakit tenggorokan.
Gejala itu berbeda jauh dari gejala varian Aplha, varian Covid-19 di awal pandemi, yang mencatat "batuk" sebagai gejala umum teratas.

Gejala lain di 20 teratas yang paling sering dilaporkan yaitu suara serak, menggigil, kabut otak, merasa pusing, tidak nafsu makan dan merasa sedih.
Namun, bukan berarti tidak ada gejala lain selain yang disebutkan di atas.
Gejala-gejala tersebut hanyalah gejala yang paling banyak dilaporkan dalam penelitian ini.
Selain itu, gejala pada varian Omicron tampaknya muncul lebih cepat daripada Delta, dengan masa inkubasi yang lebih pendek juga.
Orang dengan varian Omicron cenderung mengalami gejala dalam dua hingga lima hari setelah terpapar.
Profesor Tim Spector, yang mengerjakan penelitian ini, mengatakan:
"Lebih dari 50 persen orang dengan gejala seperti pilek telah membuktikan positif Covid-19 dengan tes PCR."
"Akan menarik untuk melihat apakah ini berubah ketika sekolah kembali."
"Gejala-gejala ini memiliki durasi yang lebih pendek daripada di Delta."
"Orang-orang mengalami gejala untuk waktu yang lebih singkat, terutama di minggu pertama," ujarnya.
Berikut daftar 20 gejala Omicron yang paling umum:
1. Sakit kepala
2. Pilek
3. Kelelahan
4. Bersin
5. Sakit tenggorokan
6. Batuk terus menerus
7. Suara serak
8. Lainnya
9. Menggigil
10. Demam
Baca juga: Tiga Hal yang Membuat Varian Omicron Tidak Bisa Dianggap Enteng
11. Pusing
12. Kabut otak
13. Gangguan penciuman
14. Sakit mata
15. Nyeri otot yang tidak biasa
16. Tidak nafsu makan
17. Kehilangan penciuman
18. Nyeri dada
19. Kelenjar bengkak
20. Merasa sedih
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)