Rabu, 20 Agustus 2025

Omicron cepat menular, pemerintah Indonesia akui tracing Covid yang rendah, pakar khawatir

Pemerintah Indonesia mengakui pelacakan kontak (contact tracing) kasus Covid-19 rendah. Ahli epidemiologi mengatakan saat penyebaran virus Covid-19

Ahli epidemiologi mengatakan saat ini "puskesmas di Indonesia tidak mampu" melakukan pelacakan kontak (contact tracing) untuk mengetahui penyebaran kasus Covid-19, terutama dalam kondisi penyebaran omicron yang sangat cepat, dengan "jumlah petugas pelacakan (tracer) tidak sebanding dengan jumlah kasus positif".

Di lapangan, penanganan 3T (testing, tracing, dan treatment) memang tidak maksimal. Tim LaporCovid-19 mengatakan pelacakan kontak juga menjadi salah satu hal yang banyak dikeluhkan oleh masyarakat dalam dua minggu belakangan.

Sejak awal tahun 2022, tim LaporCovid-19 mencatat 63% laporan yang diterima mengeluhkan penanganan 3T.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, yang juga menjabat sebagai Koordinator PPKM Jawa-Bali, Luhut Binsar Panjaitan, mengatakan kenaikan status PPKM di Jawa-Bali ke level 3 "bukan akibat tingginya kasus, tapi karena "rendahnya tracing".

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun mengakui pelacakan kontak yang dilakukan saat ini memang rendah, bahkan jauh di bawah standar Badan Kesehatan Dunia (WHO). Namun, Kemenkes belum berencana untuk menambah petugas pelacakan di lapangan.

Baca juga:

Tracing tidak berjalan baik

Viktor Tampubolon, warga Jakasetia, Bekasi, Jawa Barat, mengatakan tidak ada pelacakan kontak yang berarti saat dirinya dinyatakan positif Covid-19 melalui tes PCR.

"Saya enggak lapor ke RT, tapi orang kelurahan tahu. Dia datang ke rumah. Dia cuma ngecek keluarga, swab di hidung saja. Hasilnya lima hari jadi, besoknya dikasih vitamin," kata Viktor kepada BBC News Indonesia, Selasa (8/3).

Kelurahan hanya memeriksa istri dan mertua Viktor pada Rabu pekan lalu dan sampai kami berbincang dengannya, hasil tes itu belum keluar. Untungnya, mereka sudah melakukan tes PCR mandiri. Sang istri dinyatakan negatif, sementara mertuanya dinyatakan positif.

Viktor juga menambahkan tidak ada sesi wawancara atau pertanyaan lain soal gejala yang dia atau keluarganya alami.

Masalah pelacakan kontak terhadap kasus positif juga diungkap oleh tim LaporCovid-19. Bahkan Tim Advokasi Laporan Warga LaporCovid-19 Firdaus Ferdiansyah mengatakan ada beberapa kasus positif yang tidak dilaporkan sehingga pelacakan pun tidak bisa dilakukan.

Salah satu laporan yang diterima tim LaporCovid-19 menyatakan tidak ada pelacakan kontak di perkantoran yang salah satu karyawannya dinyatakan positif Covid-19.

"Manajemen perkantoran tersebut tidak melakukan penanganan lebih lanjut atau yang biasa kita sebut dengan pemeriksaan dan pelacakan kontak erat. Tidak dilakukan tracing. Seolah-olah biasa saja. Bahkan tidak ada penutupan kantor sementara, tidak ada disinfektan," kata Firdaus.

Laporan serupa juga datang dari ranah pendidikan, yaitu sekolah.

Halaman
123
Sumber: BBC Indonesia
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan