Kamis, 18 September 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

PM Inggris Boris Johnson Sebut Rusia Rencanakan Perang Terbesar di Eropa

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menuturkan sebuah bukti menunjukkan Rusia sedang merencanakan "perang terbesar di Eropa (terhitung) sejak 1945".

AFP/HOLLIE ADAMS
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memberi isyarat saat ia menghadiri briefing media tentang pembaruan Covid-19 terbaru di ruang pengarahan Downing Street, London pusat pada 27 November 2021. - Inggris akan mewajibkan semua penumpang yang tiba untuk mengisolasi sampai mereka dapat menunjukkan PCR negatif tes terhadap Covid-19, Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan Sabtu setelah strain Omicron baru muncul. (Photo by Hollie Adams / POOL / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menuturkan sebuah bukti menunjukkan Rusia sedang merencanakan "perang terbesar di Eropa (terhitung) sejak 1945".

Johnson mengatakan kepada wartawan BBC, Sophie Raworth bahwa beberapa hal yang direncanakan (Rusia) sudah dimulai.

PM Inggris itu menyebut laporan intelijen menunjukkan Rusia bermaksud meluncurkan invasi yang akan mengepung Ibu Kota Ukraina, Kyiv.

"Orang-orang perlu memahami biaya yang harus ditanggung dalam kehidupan manusia," katanya saat berbicara dari Munich, di mana para pemimpin dunia bertemu untuk Munich Security Conference.

Baca juga: Rusia dan Ukraina Semakin Tegang, Sejumlah Maskapai Hentikan Penerbangan ke Kiev

Baca juga: Konflik Ukraina, Desa di Donetsk Dibiarkan Tanpa Listrik, Stasiun Pompa Utama Penyuplai Air Rusak

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengadakan konferensi pers untuk pembaruan Covid-19 terbaru di ruang pengarahan Downing Street di London pusat pada 8 Desember 2021.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengadakan konferensi pers untuk pembaruan Covid-19 terbaru di ruang pengarahan Downing Street di London pusat pada 8 Desember 2021. (Adrian DENNIS / AFP / POOL)

AS memperkirakan sekitar 169.000 dan 190.000 tentara Rusia ditempatkan di sepanjang perbatasan Ukraina.

Johnson memperingatkan bahwa konflik apapun bisa menimbulkan pertumpahan darah dan "berlarut-larut".

Dia mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin mungkin tidak berpikir logis tentang hal ini (invasi) dan tidak "melihat bencana di depan".

“Saya pikir sangat penting bagi kita semua sekarang untuk mengatasi bencana yang akan terjadi bagi Rusia,” tambahnya.

Baca juga: Ukraina Perkuat Ekonomi dengan Legalkan Peredaran Bitcoin

Baca juga: Di Tengah Kabar Rusia Siap Serang, Presiden Ukraina Ajak Putin Bertemu

Presiden AS Joe Biden berbicara di Ruang Timur Gedung Putih tentang aktivitas militer Rusia di dekat Ukraina di Washington, DC pada Selasa (15/2/2022).
Presiden AS Joe Biden berbicara di Ruang Timur Gedung Putih tentang aktivitas militer Rusia di dekat Ukraina di Washington, DC pada Selasa (15/2/2022). (AFP)

Dilansir bbc.co.uk, Johsnon mengindikasikan bahwa Inggris dan AS akan memberikan sanksi lebih lanjut terhadap Rusia.

"Pelajaran dari 2014 adalah Anda tidak bisa membiarkan Vladimir Putin lolos begitu saja," tutur Johnson.

Menurut Johnson, invasi Rusia ke Ukraina akan memperkuat NATO.

"Negara-negara Barat tidak dapat membiarkan pasukan oposisi sampai pada kesimpulan salah yang dikira benar," ucap Johnson.

Baca juga: Update Krisis Ukraina: Beberapa Ledakan Terdengar di Donetsk, NATO Pindahkan Pejabat dari Ibu Kota

Baca juga: Presiden AS Joe Biden Yakin Putin Akan Invasi Ukraina, Warga Sipil Mulai Diusir

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (kiri) bersama Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (tengah) meninjau pengawal kehormatan selama upacara penyambutan sebelum pembicaraan mereka di Kyiv pada 3 Februari 2022. - Erdogan akan berusaha untuk menengahi antara sekutunya Ukraina dan Rusia di Kiev pada 3 Februari 2022, menambahkan suaranya pada upaya intens Eropa untuk menghindari konflik bersenjata. (Photo by Sergei SUPINSKY / AFP)
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (kiri) bersama Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (tengah) meninjau pengawal kehormatan selama upacara penyambutan sebelum pembicaraan mereka di Kyiv pada 3 Februari 2022. - Erdogan akan berusaha untuk menengahi antara sekutunya Ukraina dan Rusia di Kiev pada 3 Februari 2022, menambahkan suaranya pada upaya intens Eropa untuk menghindari konflik bersenjata. (Photo by Sergei SUPINSKY / AFP) (AFP/SERGEI SUPINSKY)

Rusia enggan Ukraina gabung NATO

Ukraina bukan anggota NATO atau Uni Eropa (UE), tetapi memiliki hubungan dekat dengan keduanya.

Rusia bersikeras tetangganya tidak boleh diizinkan untuk bergabung dengan NATO, yang dilihatnya sebagai ancaman bagi keamanannya.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan