Konflik Rusia Vs Ukraina
Kasus Bullying Dialami Toko-toko yang 'Berbau' Rusia di Tokyo Jepang
Sebuah tanda toko di Tokyo yang menjual produk-produk terkait Rusia dihancurkan.
Editor:
Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Ijime atau kasus bullying mulai merebak di Tokyo terhadap toko yang berbau Rusia sejak 28 Februari 2022 lalu saat Rusia melakukan tindakan agresi ke Ukraina.
Sebuah tanda toko yang menjual produk-produk terkait Rusia dihancurkan dan foto yang tidak terkait dengan restoran atau toko berbau Rusia mulai jadi perbincangan di Jepang.
Mayoritas tidak suka dengan kelakuan Rusia melakukan serangan terhadap Ukraina.
"Sebenarnya apa yang dilakukan suatu bangsa harus dibedakan dengan jelas dari mereka yang memiliki kewarganegaraan di negara itu," ungkap Ishii, seorang ahli hukum Jepang kepada Tribunnews.com, Jumat (4/3/2022).
Namun menurutnya, perasaan seseorang apalagi serangan Rusia ke Ukraina membuat emosi banyak orang.
Di toko khusus makanan Rusia "Aka no Hiroba" di Ginza, Tokyo, pada malam 28 Februari, pengendara sepeda sengaja menabrakkan dirinya ke papan nama toko tersebut.
Baca juga: Rusia Serang PLTN Ukraina, Zelenskyy Peringatkan Eropa soal Tragedi Chernobyl
Pemilik toko adalah orang Ukraina, dan stafnya juga berasal dari Ukraina dan Uzbekistan.
Dikatakan bahwa papan nama ditempatkan di depan toko agar tidak menghalangi jalan, dan toko tersebut berkonsultasi dengan polisi tentang kerusakan tersebut.
Papan nama bertuliskan Russian sehingga banyak orang mengira itu restoran Rusia.
"Staf merasa berbahaya, jadi saya memposting masalah ini di Twitter dengan foto pada 2 Maret," ungkap pemilik toko tersebut.
"Tidak ada hubungan antara toko dan politik. Kami bekerja dengan keinginan untuk menjadi jembatan antara Jepang dan Ukraina, Rusia dan negara-negara lain," ujarnya
Pada sore hari tanggal 3 Maret, peristiwa itu di-retweet lebih dari 30.000 kali, dan para pembaca menulis "Apa yang tidak boleh?" dan "Lakukan yang terbaik tanpa kehilangan".
Selain itu, ada kasus di mana foto-foto medan perang dan tentara ditempel di ulasan online restoran Rusia dan sejumlah besar ulasan berperingkat rendah, kosa kata yang kurang senang kepada Rusia dituliskan di media sosial.
"Ini adalah kejahatan yang didasarkan pada motif diskriminatif terhadap orang-orang dengan atribut tertentu, dan jika dibiarkan, dapat menyebabkan rantai kekerasan lebih lanjut. Pemerintah harus segera menghentikannya," kata
Yasuko Morooka, seorang pengacara yang akrab dengan masalah hak asasi manusia orang asing.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang.
Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.