Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia Siap Berikan Balasan Keras untuk Inggris, Buntut Sanksi Ekonomi hingga Bantu Ukraina
Rusia mengungkapkan telah menyiapkan tindakan balasan kepada Inggris atas sanksi yang dijatuhkan dan membantu Ukraina.
Editor:
Wahyu Aji
Putin juga mengatakan dia tidak punya rencana untuk mengumumkan darurat militer di Rusia.
Dia menambahkan bahwa langkah seperti itu hanya akan diambil dalam "contoh agresi eksternal, di area aktivitas militer tertentu".
"Tapi kami tidak memiliki situasi seperti itu dan saya harap kami tidak akan memilikinya," katanya.
Diwartakan BBC, ada desas-desus bahwa Putin berencana untuk mengumumkan darurat militer, yaitu ketika hukum sipil normal ditangguhkan atau militer mengambil alih fungsi pemerintah.
Dia mengatakan ada keadaan darurat khusus lainnya yang dapat digunakan dalam kasus "ancaman eksternal berskala besar".
Tetapi dia juga tidak memiliki rencana untuk memperkenalkannya.

Sementara itu, langkah-langkah diplomatik terus berlanjut di sela-sela konflik.
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett bertemu dengan Putin di Moskow pada Sabtu (5/3/2022) dan berdiskusi selama tiga jam tentang perang.
Bennett kemudian menuju ke Berlin untuk bertemu Kanselir Jerman Olaf Scholz.
Sebagai seorang Yahudi Ortodoks, dia melanggar Shabbat untuk bepergian, yang diperbolehkan menurut hukum Yahudi jika nyawa manusia dipertaruhkan.
Meskipun Israel adalah sekutu utama AS, Bennett telah berusaha menjaga hubungan baik dengan Rusia. Presiden Ukraina Zelensky, yang adalah seorang Yahudi, telah meminta Israel untuk menengahi dalam krisis tersebut.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, telah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, mengatakan kepadanya bahwa dia kagum dengan keberaniannya melawan Rusia.
Kedua pria itu bertemu di perbatasan Polandia-Ukraina.
Kuleba menegaskan kembali keinginan dan optimismenya untuk mendapatkan lebih banyak dukungan militer dari NATO, termasuk zona larangan terbang.
(KompasTV/Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)