Konflik Rusia Vs Ukraina
Ini 5 Kelompok Tentara Bayaran yang Terlibat Dalam Perang Rusia-Ukraina
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada hari Kamis mengatakan bahwa 16.000 orang asing telah secara sukarela berjuang untuk Ukraina
Editor:
Hendra Gunawan
4. Tentara bayaran Suriah
Dikutip dari The Guardian, Selasa (8/3/2022) upaya perekrutan warga Suriah oleh Rusia pertama kali dilaporkan situs berita Suriah, DeirEzzor24.
Media tersebut mengatakan, Moskow mencari sukarelawan pengawal pasukan militer dengan kontrak enam bulan dengan bayaran antara 200 dolar AS hingga 300 dolar AS per bulan.
The Wall Street Journal melaporkan, beberapa tentara bayaran Suriah sudah berada di Rusia dan bersiap untuk memasuki medan pertempuran di Ukraina.
Dengan sponsor Rusia dan Turki, tentara bayaran Suriah telah berperang di luar negeri.
Diberitakan Asharq Al-Awsat, mediator di Damaskus dan daerah lain yang dikelola pemerintah di Suriah diberitakan oleh telah mulai menandatangani kontrak dengan pemuda Suriah yang bersedia berperang bersama tentara Rusia di Ukraina.
Daftar wajib militer baru mencakup sekitar 23.000 warga Suriah yang telah bertempur dalam formasi milisi bersama pasukan pemerintah Suriah.
Para pejuang ini pernah pergi berperang di bawah panji-panji Asosiasi Al-Bustan dan Pasukan Pertahanan Nasional (NDF).
Sayap militer Asosiasi Al-Bustan adalah milik sepupu ibu Presiden Suriah Bashar al-Assad, Rami Makhlouf, tetapi kemudian dibubarkan dan diambil alih oleh Damaskus.
Sementara itu, NDF didirikan bersama dengan Iran pada tahun 2012. NDF telah kehilangan daya tarik di medan perang setelah intervensi Rusia di Suriah pada tahun 2015.
5. Grup Wagner
Kelompok Wagner dituding diam-diam bekerja untuk pemerintah Rusia untuk melakukan operasi tempur di berbagai belahan dunia.
Mereka pernah hadir di Libya saat sedang berperang saudara, serta di Suriah, Mozambik, Mali, Sudan, dan Republik Afrika Tengah.
Dari Oktober 2015 hingga setidaknya 2018, Wagner bertempur dengan militer Rusia dan rezim Bashar al-Assad di Suriah.
Dalam beberapa pekan terakhir, sekitar 300 operator Rusia dari Wagner tiba di daerah kantong separatis Donetsk dan Luhansk di Ukraina timur dengan mengenakan pakaian sipil, menurut pejabat Uni Eropa yang dikutip oleh New York Times.