Konflik Rusia Vs Ukraina
Situasi 'Neraka' di Mariupol: Warga Sipil Menjarah Toko dan Saling Menyerang Berebut Makanan
Situasi di Mariupol, Ukraina semakin memburuk. Warga menjarah toko dan saling menyerang satu sama lain demi mendapatkan makanan
Penulis:
Pravitri Retno Widyastuti
Editor:
Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Situasi di Mariupol, Ukraina semakin memburuk.
Warga menjarah toko dan saling menyerang satu sama lain demi mendapatkan makanan
Hal ini terjadi di tengah kepungan pasukan Rusia yang terus menyerang kota pelabuhan di Laut Azov itu.
Berada di tengah kepungan pasukan Rusia, membuat penduduk Mariupol tak memiliki pemanas selama berhari-hari dengan suhu berkisar -1 derajat Celcius saat malam dan persediaan makanan hampir habis.
Dikutip dari The Telegraph, beberapa terpaksa membobol toko dan supermarket untuk mengumpulkan makanan untuk keluarga mereka.
Dalam laporan yang sangat menyedihkan mengenai kondisi suram di Mariupol, Sasha Volkov, Wakil Kepala Delegasi Komite Internasional Palang Merah di kota itu berkata, "Beberapa penduduk masih memiliki makanan, tapi saya tidak yakin berapa lama (persediaan) akan bertahan."

Baca juga: Konvoi Militer Rusia Sepanjang 64 Km Mulai Bergerak, hingga Ada Artileri Disembunyikan di Pepohonan
Baca juga: WHO Sarankan Ukraina Hancurkan Patogen di Laboratorium Kesehatan untuk Cegah Penyebaran Penyakit
"Banyak orang melaporkan tak memiliki makanan untuk anak-anak. Orang-orang mulai saling menyerang untuk mendapatkan makanan. Beberapa juga mulai merusak mobil seseorang untuk mengambil bensinnya."
Lebih dari 1.200 warga sipil diyakini telah tewas di kota berpenduduk 430 ribu jiwa itu.
Jumlah pasti korban belum diketahui, tapi dampak invasi secara langsung dapat dilihat di sebuah kuburan kota.
Para pekerja mendorong mayat ke parit sepanjang 25 meter karena banyaknya korban yang membanjiri kamar mayat kota.
Wali Kota Mariupol, Vadym Boychenko, mengakui tidak mungkin mengidentifikasi banyak dari korban yang terkubur.
"Kami tidak memiliki kesempatan untuk menguburkan mereka di kuburan pribadi," ujarnya.
Di rumah sakit bersalin, sebuah kawah besar di halaman menjadi saksi kekuatan dahsyat pemboman Rusia.
Segera setelah serangan itu, pekerja darurat membawa seorang wanita hamil menggunakan tandu di atas puing-puing, sementara yang lain mencari di reruntuhan untuk mencari korban.
Baca juga: Vladimir Putin Larang Ekspor 200 Produk Rusia hingga 31 Desember 2022, Ini Daftarnya
Baca juga: Burger King Hentikan Operasional di Rusia
Rusia Menyerang Setiap 30 Menit
