Konflik Rusia Vs Ukraina
Situasi 'Neraka' di Mariupol: Warga Sipil Menjarah Toko dan Saling Menyerang Berebut Makanan
Situasi di Mariupol, Ukraina semakin memburuk. Warga menjarah toko dan saling menyerang satu sama lain demi mendapatkan makanan
Penulis:
Pravitri Retno Widyastuti
Editor:
Miftah
Daftar-daftar ini dirilis menyusul banyaknya negara yang menjatuhkan sanksi pada Rusia buntut invasi Moskow ke Ukraina.
Selain negara, daftar tersebut juga mencakup wilayah asing, yang menurut pejabat Moskow, telah melakukan tindakan permusuhan pada Rusia, perusahaan, dan warganya.
Menurut Interfax yang dilansir Yahoo News, daftar itu ditandatangani oleh Perdana Menteri Mikhail Mishustin dan merupakan bagian dari Keputusan Presiden Federasi Rusia.
Keputusan tersebut dikeluarkan pada 5 Maret 2022 mengenai prosedur sementara untuk memenuhi kewajiban dengan kreditur asing tertentu.
Baca juga: Amazon Bersama Google dan Microsoft Tangguhkan Layanan Cloud di Rusia
Baca juga: Rekaman Drone Tunjukkan Penyergapan Ukraina terhadap Tank Rusia
Mengutip Marca, daftar itu mencakup Amerika Serikat (AS), Kanada, semua negara bagian Uni Eropa, Inggris, Ukraina, Montenegro, Swiss, Albania, Andorra, Islandia, Liechtenstein, Monako, Norwegia, San Marino, dan Makedonia Utara.
Jepang, Korea Selatan, Australia, Mikronesia, Selandia Baru, dan Singapura juga masuk dalam daftar itu bersama Taiwan, yang dianggap China sebagai wilayah mereka, tapi telah diperintah secara independen sejak 1949.
Secara praktis, masuk dalam daftar berarti warga negara Rusia, perusahaan, atau pemerintah itu sendiri hanya dapat membayar utang kepada individu atau perusahaan manapun menggunakan mata uang rubel.
Menurut keputusan pemerintah, negara dan perusahaan Rusia akan diizinkan membayar kreditur asing dalam rubel, dengan aturan ini berlaku untuk pembayaran lebih dari 10 juta rubel per bulan.
Rubel Rusia telah mencatat kerugian besar selama berhari-hari dan pada Senin kemarin, turun secara signifikan terhadap dolar AS dan euro.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)