Serangan Drone dan Rudal Houthi Yaman Hantam Sejumlah Fasilitas Energi Arab Saudi
Serangan Houthi targetkan sejumlah fasilitas, di antaranya kilang gas alam cair (LNG), pabrik desalinasi air, fasilitas minyak, dan pembangkit listrik
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Tiara Shelavie
Pembicaraan damai gagal sejak Houthi mencoba merebut Marib yang kaya minyak, salah satu benteng terakhir yang tersisa dari pemerintah Yaman yang didukung Saudi di utara negara itu.
Arab Saudi memimpin koalisi militer di Yaman untuk mendukung pemerintah yang diakui secara internasional, yang telah terlibat dalam konflik berdarah melawan Houthi sejak 2015.
Baca juga: UEA Cegat Rudal Houthi Yaman yang Ditembakkan saat Kunjungan Presiden Israel
Baca juga: Koalisi Arab Saudi Kirim Serangan Udara ke Houthi di Yaman, 14 Orang Tewas
Krisis kemanusiaan terburuk
Perang telah menelan ratusan ribu nyawa, secara langsung atau tidak langsung, dan membuat jutaan orang mengungsi, dalam apa yang disebut PBB sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Al Jazeera melaporkan, pada Rabu (16/3/2022), PBB menyuarakan kekecewaan setelah konferensi donor hanya mengumpulkan $1,3 miliar, jauh dari target $4,27 miliar.
Militan Houthi sering menargetkan bandara dan fasilitas minyak di Arab Saudi, pengekspor minyak terbesar dunia.
Kelompok bersenjata Yaman juga telah melakukan beberapa serangan di Uni Emirat Arab (UEA) tahun ini karena memperluas serangan terhadap dua negara Teluk yang kaya minyak.
Riyadh dan Abu Dhabi adalah anggota terkemuka koalisi militer yang terlibat dalam perang Yaman setelah pemberontak Houthi merebut ibu kota, Sanaa, dan kemudian sebagian besar wilayah utara.
UEA menarik pasukan dari negara itu pada 2019 tetapi tetap menjadi pemain aktif.
Serangan terbaru datang ketika Aramco bersiap untuk mengumumkan hasil 2021 pada hari Minggu.
Pasar minyak global berada dalam keadaan kacau karena dampak invasi Rusia ke Ukraina dan dampaknya terhadap pasokan energi.
Berita lain terkait dengan Houthi Yaman
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)