Konflik Rusia Vs Ukraina
Ukraina Tolak Ultimatum Rusia soal Penyerahan Mariupol, Apa Alasan Moskow Menduduki Mariupol?
Ukraina tolak ultimatum Rusia soal penyerahan Mariupol, apa alasan Moskow menduduki Mariupol? Rusia menawarkan imbalan koridor kemanusiaan yang aman.
Penulis:
Yunita Rahmayanti
Editor:
Garudea Prabawati
Dia menggambarkan pengepungan Mariupol sebagai kejahatan perang dan teror yang akan diingat selama berabad-abad yang akan datang.
Baca juga: Donald Trump Sebut Biden Gagal Menghentikan Krisis Ukraina karena Takut Nuklir Rusia
Rusia Sempat Mengarahkan Pengungsi Mariupol ke Rusia
Dikutip dari USA Today, Dewan kota Mariupol mengklaim tentara Rusia telah memaksa lebih dari seribu penduduk kota dipindahkan ke Rusia.
"Para penjajah secara ilegal membawa orang keluar dari distrik Levoberezhny dan tempat perlindungan di gedung klub olahraga di mana lebih dari seribu orang (kebanyakan wanita dan anak-anak) bersembunyi dari pengeboman terus-menerus," kata dewan itu.
Duta Besar AS untuk PBB mengatakan pada hari Minggu (20/3/2022), dia tidak dapat mengkonfirmasi laporan tersebut, namun menyatakan keprihatinan tentang prospek kamp konsentrasi dan tahanan yang diselenggarakan Rusia.
"Tidak masuk akal bagi Rusia untuk memaksa warga Ukraina masuk ke Rusia dan menempatkan mereka di tempat yang pada dasarnya akan menjadi kamp konsentrasi dan tahanan," kata Duta Besar PBB, Linda Thomas-Greenfield, berbicara di "State of the Union" CNN.
Zelensky Siap Negosiasi dengan Putin
"Saya siap untuk negosiasi dengan dia. Saya siap selama dua tahun terakhir. Dan saya pikir tanpa negosiasi kita tidak bisa mengakhiri perang ini," lapor CNN.
"Saya pikir kita harus menggunakan format apa pun, peluang apa pun untuk memiliki kemungkinan negosiasi, kemungkinan berbicara dengan Putin. Tetapi jika upaya ini gagal, itu berarti ini adalah Perang Dunia ketiga," tambahnya.
Situasi kemanusiaan di kota Mariupol di tenggara Ukraina terus memburuk karena ribuan warga sipil diperkirakan tewas di kota itu sejak serangan Rusia.
Baca juga: Ukraina Akan Manfaatkan Senjata Rusia yang Berhasil Direbut untuk Lakukan Serangan Balik
Alasan Rusia Menduduki Mariupol

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia secara konsisten mengajukan tuduhan pelanggaran hak asasi manusia yang serius pada batalion Azov angkatan bersenjata Ukraina, dikutip dari Business Standard.
Batalyon Azov diduga terdiri dari elemen nasionalis Ukraina "neo-Nazi".
"Ada bencana kemanusiaan yang mengerikan di Mariupol sebagai akibat dari pelanggaran hukum yang ditimbulkan oleh nasionalis Ukraina (Batalyon Azov). Bandit yang putus asa dan tidak punya pikiran, menyadari ketidakmungkinan menerima bantuan dari Kyiv, meneror lingkungan kota yang masih di bawah kendali mereka," kata Mikhail Mizintsev, Kepala Pusat Kontrol Pertahanan Nasional Rusia, Minggu (20/3/2022).
Dia menambahkan nasionalis Ukraina di Mariupol yang terkepung itu membunuh antara 80 dan 235 warga sipil yang mencoba melarikan diri setiap hari, lapor Kantor Berita Sputnik.