Rabu, 15 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Dianggap Jadi Ancaman, Jerman dan Prancis akan Mengusir Puluhan Diplomat Asal Rusia

Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan Pemerintah Jerman akan mengeluarkan 40 diplomat asal Rusia dari negaranya.

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Sanusi
AFP/RONALDO SCHEMIDT
Seorang tentara Ukraina berpatroli dengan kendaraan lapis baja di sebuah jalan di Bucha, barat laut Kyiv, pada 2 April 2022, di mana walikota mengatakan 280 orang telah dikuburkan di kuburan massal dan kota itu dipenuhi dengan mayat. - Ukraina telah mendapatkan kembali kendali atas "seluruh wilayah Kyiv" setelah invasi pasukan Rusia mundur dari beberapa kota penting dekat ibukota Ukraina, kata wakil menteri pertahanan hari ini. (Photo by RONALDO SCHEMIDT / AFP) 

Belanda Bersiap untuk Pembalasan

Belanda pada Selasa (29/3/2022) mengatakan, mengambil keputusannya dalam konsultasi dengan "sejumlah negara yang berpikiran sama," mengutip pengusiran serupa oleh Amerika Serikat, Polandia, Bulgaria, Slovakia, Estonia, Latvia, Lithuania dan Montenegro.

"Kabinet telah memutuskan untuk melakukan ini karena ancaman terhadap keamanan nasional yang ditimbulkan oleh kelompok ini," kata kementerian luar negeri Belanda dalam sebuah pernyataan.

Dia menambahkan bahwa mereka telah memanggil duta besar Rusia dan memberitahu dia tentang pengusiran.

"Alasannya adalah ada informasi menunjukkan bahwa orang-orang yang bersangkutan, yang terakreditasi sebagai diplomat, secara diam-diam aktif sebagai perwira intelijen," kata kementerian yang berbasis di Den Haag itu dalam sebuah pernyataan.

"Kabinet telah memutuskan untuk melakukan ini karena ancaman terhadap keamanan nasional yang ditimbulkan oleh kelompok ini," tambah pernyataan itu, yang mengatakan bahwa ancaman intelijen terhadap Belanda tetap tinggi.

Menteri Luar Negeri Belanda, Wopke Hoekstra mengatakan dia siap untuk pembalasan dari Moskow.

“Pengalaman menunjukkan bahwa Rusia tidak membiarkan tindakan semacam ini tidak terjawab,” katanya.

“Kami tidak bisa berspekulasi soal itu, tapi Kemlu siap dengan berbagai skenario yang mungkin muncul dalam waktu dekat," jelasnya.

Menteri Luar Negeri Belgia, Sophie Wilmes mengatakan kepada parlemen bahwa langkah Brussel dikoordinasikan dengan Belanda dan bukan sanksi.

“Saluran diplomatik tetap terbuka dengan Rusia, Kedutaan Besar Rusia dapat terus beroperasi dan kami terus menganjurkan dialog,” katanya.

Sebelumnya pada hari Selasa, Rusia mengatakan pihaknya mengusir total 10 diplomat dari tiga negara Baltik Uni Eropa yaitu Estonia, Latvia dan Lithuania sebagai pembalasan atas negara-negara yang mengusir diplomat Rusia awal bulan ini.

Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pihaknya membatalkan akreditasi empat diplomat Lituania, tiga warga Latvia dan tiga warga Estonia dan mereka akan diminta untuk meninggalkan negara itu.

Itu sesuai dengan jumlah diplomat Rusia yang dikeluarkan setiap negara sebelumnya.

Pada 18 Maret, tiga negara Baltik memerintahkan pengusiran 10 anggota staf kedutaan Rusia dalam tindakan terkoordinasi yang diambil dalam solidaritas dengan Ukraina.

Moskow menyebut langkah itu "provokatif dan sama sekali tidak berdasar".

Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved