Orang Tua Pelajar Memiliki Keluarga, Sudah Bisa Berkunjung ke Jepang
Sejak dibukanya pelajar dan pemagang boleh memasuki Jepang lagi sebenarnya berbagai orang bisa memasuki Jepang kecuali turis yang masih dilarang.
Editor:
Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Perbatasan Jepang ditutup untuk turis saja selama ini. Yang diijinkan hanya untuk kalangan bisnis, pelajar mahasiswa, pemagang dan akademisi serta tujuan khusus lainnya, termasuk kerjasama kedua negara.
"Kini per 10 April lalu sudah bisa 10.000 orang masuk Jepang perlahan orang tua murid yang anaknya di Jepang juga sudah bisa masuk Jepang saat ini. Tentu dengan alasan khusus misalnya anaknya kurang sehat, apalagi sampai dirawat di rumah sakit," papar sumber Tribunnews.com di pemerintahan Jepang.
Sejak dibukanya pelajar dan pemagang boleh memasuki Jepang lagi sebenarnya berbagai orang bisa memasuki Jepang kecuali turis yang masih dilarang.
"Termasuk kunjungan keluarga yang anaknya atau ada keluarganya di Jepang. Perlu perawatan keluarga dan sebagainya, kini sudah bisa aplikasi visanya sebagai kunjungan keluarga, bukan visa turis," tambahnya.
Selain pelancong bisnis dan pelajar asing, entri baru yang diizinkan dalam "keadaan luar biasa khusus" telah dibatasi untuk penduduk asing; pasangan dan anak-anak dari warga negara Jepang atau penduduk tetap dan pasangan serta anak-anak dari penduduk asing yang datang ke Jepang untuk dipertemukan kembali dengan anggota keluarga yang tinggal di negara tersebut.
Namun sekarang, Jepang telah mulai memberikan visa kepada lebih banyak orang, termasuk:
Anggota keluarga dalam kekerabatan tingkat pertama dengan penduduk asing yang ingin datang ke Jepang untuk mengunjungi keluarganya, serta anggota keluarga dalam tingkat kekerabatan kedua dengan warga negara Jepang dan penduduk tetap.
Kekerabatan tingkat pertama diartikan sebagai anak dan orang tua, sedangkan kekerabatan tingkat kedua mengacu pada saudara kandung, kakek-nenek, dan cucu.
Anggota keluarga yang perlu merawat penduduk Jepang yang sakit, memiliki bayi atau membutuhkan dukungan dalam urusan sehari-hari mereka.
Anggota keluarga yang mengunjungi penduduk Jepang yang hampir meninggal, atau mereka yang datang untuk memberi penghormatan kepada penduduk yang telah meninggal.
Anggota keluarga yang perlu menemani anak di bawah umur, atau mereka yang tidak dapat bepergian sendiri karena sakit atau alasan lain.
Sementara pengunjung seperti itu secara teknis telah diizinkan sejak 1 Maret, Kementerian Luar Negeri pada dasarnya menahan diri untuk tidak mengeluarkan visa, karena ada batasan 3.500 orang per hari pada jumlah kedatangan harian.
Jumlah total kedatangan yang diizinkan masuk ke Jepang - termasuk warga negara Jepang dan penduduk asing, selain warga negara asing yang baru tiba - meningkat menjadi 10.000 pada hari Minggu lalu, peningkatan yang signifikan dari batas sebelumnya 7.000 orang. Dengan batas yang sekarang dinaikkan, kementerian telah mulai mengeluarkan visa untuk lebih banyak pengunjung.
“Kami sudah mulai mengeluarkan visa untuk keluarga warga asing di Jepang yang berharap untuk melakukan kunjungan jangka pendek,” kata seorang pejabat Kementerian Luar Negeri.