Sabtu, 13 September 2025

Profil Mohamed bin Zayed, Presiden Baru Uni Emirat Arab yang Disebut Pemimpin Teluk Paling Cerdas

Penguasa de facto Uni Emirat Arab (UEA), Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan (MBZ), secara resmi terpilih menjadi Presiden UEA pada Sabtu (14/5/2022).

Penulis: Ika Nur Cahyani
Twitter
Penguasa de facto Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) terpilih sebagai Presiden oleh Dewan Tertinggi Federal, kantor berita WAM yang dikelola negara melaporkan pada Sabtu (14/5/2022). 

Pemikiran itu muncul terutama setelah Washington mengabaikan Hosni Mubarak di Mesir, selama Arab Spring 2011.

Sheikh Mohamed mengeluarkan peringatan "tenang dan dingin" kepada Presiden AS saat itu, Barack Obama, untuk tidak mendukung pemberontakan yang dapat menyebar dan membahayakan pemerintahan dinasti Teluk.

Menurut memoar Obama, MBZ digambarkan sebagai "Pemimpin Teluk paling cerdas".

Seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS yang bertugas di pemerintahan Biden, yang memiliki hubungan penuh dengan UEA dalam beberapa bulan terakhir, menggambarkannya sebagai ahli strategi yang membawa perspektif sejarah ke dalam diskusi.

"Dia akan berbicara tidak hanya tentang masa sekarang, tetapi kembali ke tahun, dekade, dalam beberapa kasus, berbicara tentang tren dari waktu ke waktu," kata pejabat itu.

MBZ mendukung penggulingan militer tahun 2013 terhadap presiden terpilih Mesir Mohamed Morsi yang berafiliasi dengan organisasi Ikhwanul Muslimin.

Ia juga ikut memperjuangkan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS) saat ia naik ke tampuk kekuasaan dalam kudeta istana tahun 2017.

Didorong oleh hubungan hangat dengan Presiden AS Donald Trump saat itu, dua tokoh Teluk ini melobi Washington untuk menekan Iran.

Keduanya juga mendorong AS memboikot Qatar karena mendukung Ikhwanul Muslimin dan meluncurkan perang yang mahal untuk mencoba mematahkan cengkeraman Yaman yang bersekutu dengan Houthi yang didukung Iran.

UEA juga terlibat dalam konflik dari Somalia ke Libya dan Sudan, sebelum menjungkirbalikkan konsensus Arab selama beberapa dekade dengan berdamai atau melakukan normalisasi hubungan dengan Israel pada tahun 2020 bersama dengan Bahrain.

Kesepakatan yang ditengahi AS itu dikenal sebagai Abraham Accords atau Kesepakatan Abraham yang memicu kemarahan Palestina.

Pemikir Taktis

Presiden Joko Widodo (kiri) tiba di Istana Al-Shatie, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), Rabu (3/11/2021) siang waktu setempat. Presiden Jokowi disambut langsung Putra Mahkota Abu Dhabi dan Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata UEA, Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan. Tribunnews/HO/Biro Pers Setpres
Presiden Joko Widodo (kiri) tiba di Istana Al-Shatie, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), Rabu (3/11/2021) siang waktu setempat. Presiden Jokowi disambut langsung Putra Mahkota Abu Dhabi dan Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata UEA, Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan. Tribunnews/HO/Biro Pers Setpres (Tribunnews/HO/Biro Pers Setpres)

Sementara para diplomat dan analis melihat aliansi dengan Riyadh dan Washington sebagai pilar strategi UEA, MBZ tidak ragu-ragu bergerak independen jika berkaitan dengan kepentingan atau pertaruhan ekonomi.

Krisis Ukraina mengungkapkan ketegangan dengan Washington, ketika UEA abstain dari pemungutan suara di Dewan Keamanan PBB untuk mengutuk invasi Rusia.

Sebagai produsen OPEC, bersama Arab Saudi, UEA juga menolak seruan Barat untuk memproduksi lebih banyak minyak.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan