POPULER Internasional: UE Gagal Embargo Minyak dan Gas Rusia | Fakta Penembakan Massal di Buffalo AS
Rangkuman berita populer Internasional, di antaranya UE gagal embargo minyak dan gas Rusia hingga fakta penembakan massal di Buffalo AS.
Penulis:
Tiara Shelavie
Editor:
Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.
Invasi Rusia di Ukraina mengakibatkan masalah ekonomi di berbagai negara.
Beragam sanksi dijatuhkan kepada Rusia.
Rusia pun menutup jalur ekspor di Laut Hitam sebagai balasan.
Menteri Luar Negeri dari G7 bahkan menyebut jutaan orang bisa mati kelaparan jika Rusia terus memblokade Laut Hitam dan menghalangi ekspor gandum Ukraina.
Di sisi lain, soal sanksi embargo minyak dan gas Rusia, UE batal menerapkannya karena kebutuhan mereka yang lebih besar.
Selain masalah krisis Ukraina, penembakan massal yang terjadi di supermarket di NY, menarik perhatian warga Amerika.
Pelaku penembakan rupanya masih remaja yang diliputi kebencian terhadap ras tertentu.
Selengkapnya, berikut berita populer Internasional dalam 24 jam terakhir.
1. G7: Blokade Rusia atas Laut Hitam Buat Jutaan Orang Kelaparan, Gandum Ukraina Tak Bisa Diekspor
Menteri Luar Negeri dari G7 menyebut jutaan orang bisa mati kelaparan jika Rusia terus memblokade Laut Hitam dan menghalangi ekspor gandum Ukraina.
Dilansir The Guardian, Kanselir Jerman Olaf Scholz memperingatkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin selama panggilan telepon pada Jumat (13/5/2022) keras kepala.
Para menteri dari Kanda, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat (AS) mengutuk Moskow karena memicu krisis pangan.
Menurut G7, Putin mendorong sekitar 43 juta orang menderita kepalaran dengan menolak mengijinkan gandum diekspor dari Ukraina melalui pelabuhan Laut Hitam.
Baca juga: RANGKUMAN Sejumlah Peristiwa yang Terjadi Selama Invasi Rusia ke Ukraina Hari ke-82
Baca juga: Diterjang Banjir, Desa di Ukraina Terbebas dari Serangan Militer Rusia

"Perang agresi Rusia yang tidak diprovokasi dan direncanakan, telah memperburuk prospek ekonomi global dengan harga makanan, bahan bakar, dan energi naik tajam," kata G7 dalam sebuah pernyataan bersama.
"Ditambah Rusia yang memblokir jalan keluar untuk gandum Ukraina, dunia sekarang menghadapi keadaan rawan pangan dan malnutrisi yang makin memburuk," imbuh pernyataan tersebut.
Menteri Luar Negeri Kanada Mélanie Joly, mengatakan kepada wartawan bahwa semua orang perlu memastikan gandum dikirim ke dunia.
"Jika tidak, jutaan orang akan menghadapi kelaparan," tegasnya.
Baca juga: Mata-mata Ukraina Sebut Kudeta untuk Gulingkan Putin Sedang Berlangsung: Mustahil Menghentikannya

Keberhasilan militer Ukraina
Seruan itu datang ketika para pejabat Ukraina mengklaim beberapa keberhasilan militer besar.
2. Uni Eropa Akhirnya Gagal Sepakat Embargo Minyak dan Gas Rusia
Negara-negara anggota Uni Eropa gagal menyepakati proposal larangan atau embargo impor minyak dan gas Rusia.
Kegagalan mengakhiri 10 hari negosiasi di antara negara anggota blok. Hungaria memimpin sekelompok negara yang menolak sanksi usulan Uni Eropa itu.
Pernyataan disampaikan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Joseph Borrel, dikutip Rusia Today, Senin (16/5/2022).
“Kami akan melakukan yang terbaik untuk membuka kebuntuan situasi. Saya tidak bisa memastikan itu akan terjadi, karena posisinya (menentang) cukup kuat,” kata Borrel.
Usulan embargo minyak mentah Rusia adalah bagian dari paket sanksi keenam, yang diusulkan pada 4 Mei, menyusul serangan militer Rusia ke Ukraina.
Borrell mengakui beberapa negara anggota menghadapi lebih banyak kesulitan karena mereka lebih bergantung pada migas Rusia.
Posisi wilayahnya terkurung daratan, dan mereka hanya memiliki minyak melalui pipa, dan semua berasal dari Rusia.
Baca juga: Jerman Tak Siap Embargo Gas Rusia, Cina Ingatkan Ancaman Kelaparan Global
Baca juga: Embargo Impor Migas Rusia, Uni Eropa Hancurkan Ekonomi Mereka Sendiri
Baca juga: PM Hungaria Victor Orban Samakan Embargo Minyak Rusia Seperti Serangan Nuklir
Negara-negara Uni Eropa yang sangat bergantung pada minyak Rusia, termasuk Hungaria, Republik Ceko, Slovakia dan Bulgaria.
Mereka berulang kali menyuarakan keberatan mereka terhadap larangan tersebut. Pemerintah Hungaria mengatakan embargo akan menghantam perekonomian negara itu.
Pekan lalu, Menteri Luar Negeri Hungaria Peter Szijjarto mengatakan blok tersebut gagal menemukan cara untuk mengurangi kerusakan akibat embargo.
3. Fakta-fakta Penembakan Massal di Supermarket New York: Jumlah Korban, Identitas Pelaku hingga Motif
Sepuluh orang tewas dalam penembakan massal yang terjadi di supermarket Tops di Buffalo, News York, Sabtu (14/5/2022) siang waktu setempat.
Otoritas menyebut peristiwa itu didasari kebencian atas ras.
Payton Gendron, remaja asal Conklin, New York, disidang pada hari yang sama didakwa dengan pembunuhan tingkat pertama.
Ia mengaku tidak bersalah.
Dilansir Independent, berikut fakta-fakta seputar penembakan tersebut.
1. Jumlah Korban
Sepuluh orang tewas dalam penembakan pada Sabtu tersebut.
Korban yang tewas termasuk seorang pensiunan polisi Buffalo yang bekerja sebagai penjaga keamanan di toko, menurut pejabat.
Tiga orang lainnya menderita luka yang tidak mematikan.
Di antara para korban, 11 orang berkulit hitam, kata polisi, dan empat di antara mereka adalah pegawai toko.
Baca juga: Penembakan Massal di Supermarket New York, 10 Orang Tewas, Remaja 18 Tahun Ditangkap
Baca juga: Lagi, Terjadi Penembakan di Amerika, Kali Ini di Gereja Prebisterian Kalifornia

4. Siapakah Payton L Gendron, Penembak Massal di New York yang Pasang Lambang Black Sun Nazi?
Payton L Gendron berusia 18 tahun. Ia secara tiba-tiba menembaki warga yang berada di Tops Supermarket Buffalo, New York, menewaskan 10 orang di lokasi kejadian.
Amukannya Sabtu (14/5/2022) waktu setempat, melukai belasan orang lain. Gendron merekam aksinya dan menyiarkan secara langsung di platform Twich.
Diketahui kemudianm Gendron memasang pin atau logo Black Sun, yang dipakai kelompok Nazi dan Resimen Azov di Ukraina.
Simbol Black Sun juga umum digunakan para aktivis atau orang-orang yang terpapar ideologi supremasi ras dan neo-Nazi.
Kelompok neo-Nazi Azov Ukraina, selama bertahun-tahun dilaporkan dilatih pasukan NATO di Ukraina. Resimen itu kini diintegrasikan ke Garda Nasional Ukraina.
Rusia melancarkan operasi khusus satu di antaranya bertujuan membasmi kelompok Neo Nazi Ukraina yang mempersekusi warga Donbass yang berbahasa Rusia.
Baca juga: Lagi, Terjadi Penembakan di Amerika, Kali Ini di Gereja Prebisterian Kalifornia
Baca juga: Penembakan Massal di Supermarket New York, 10 Orang Tewas, Remaja 18 Tahun Ditangkap
Baca juga: Fakta-fakta Penembakan Massal di Supermarket New York: Jumlah Korban, Identitas Pelaku hingga Motif
Manifesto Kebencian Rasial
Sesudah aksinya di Buffalo, Payton Gendron ternyata telah membuat manifesto setebal 180 halaman yang meriwayatkan sikap radikalnya.
Menurut Gendron, ada kecenderungan tingkat kelahiran kulit putih yang rendah di seluruh dunia, dan krisis pada akhirnya menghasilkan penggantian ras dan budaya yang lengkap dari orang-orang Eropa.
Pihak berwenang Buffalo County menyatakan, aksi penyerangan massal di pusat komunitas warga kulit hitam Buffalo dilakukan Gendron dimotivasi kebencian.
(Tribunnews.com)