Rabu, 10 September 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Gazprom Tolak Bayarkan Dividen pada Pemerintah Rusia, Pertama Kalinya Sejak 1998

Tindakan tersebut merupakan kali pertama yang dilakukan Gazprom sejak tahun 1998, setelah sebelumnya perusahaan minyak dan gas ini selalu membayar

NIKOLAY DOYCHINOV / AFP
Logo raksasa energi Rusia Gazprom di salah satu pom bensin di Sofia pada tanggal 27 April 2022. Saham perusahaan gas dan minyak Gazprom mengalami penurunan 25 persen usai para pemegang sahamnya memutuskan untuk tidak membayarkan dividen atas hasil kinerja tahun 2021 lalu pada pemerintah Rusia. 

“GasTerra telah berulang kali mendesak Gazprom untuk menghormati struktur pembayaran dan kewajiban pengiriman yang disepakati secara kontrak, sayangnya tidak berhasil, “kata Jetten.

Dengan adanya penghentian ekspor ini menambah panjang daftar negara-negara Eropa yang terkena sanksi Putin. Dimana sebelumnya Gazprom telah memutus ekspor gas ke Bulgaria, Polandia, Finlandia dan Denmark lantaran keempat negara tersebut menolak untuk mematuhi aturan baru Putin.

Gazprom Hentikan Pasokan Gas ke Bulgaria

Raksasa energi Rusia Gazprom mengumumkan mulai hari ini Rabu (27/4/2022), mereka akan menghentikan pasokan gas ke perusahaan gas negara Bulgaria, Bulgargaz.

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Energi Bulgaria mengatakan pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk menemukan alternatif pasokan gas alam dan mengatasi kekurangan pasokan gas di negaranya. Bulgaria merupakan salah satu negara Eropa yang bergantung pada impor gas Rusia.

Baca juga: Wakil PM Rusia: Klien Asing Gazprom Export Buka Rekening Bank Rubel untuk Bayar Gas Rusia

Bulgaria dan Polandia akan menjadi negara pertama yang pasokan gasnya diputus oleh Rusia, sejak Negara Beruang Merah ini menginvasi Ukraina pada 24 Februari lalu.

Presiden Rusia, Vladimir Putin sebelumnya telah mendesak agar negara-negara yang ia sebut “tidak bersahabat”, agar setuju menerapkan skema untuk membuka rekening di Gazprombank dan melakukan pembayaran impor gas Rusia dalam rubel.

Putin mengancam akan memotong pasokan gas, jika permintaannya tidak dipenuhi.

Dikutip dari situs Reuters.com, Bulgaria mengimpor lebih dari 90 persen gas dari Rusia melalui pipa TrukStream, di bawah kontrak 10 tahun yang akan berakhir pada akhir tahun ini.

Bulgaria mengatakan, mereka tidak akan mengadakan pembicaraan untuk memperbarui kontrak tersebut, selama invasi masih berlangsung.

Kementerian energi Bulgaria juga mengatakan, mereka telah sepenuhnya memenuhi kewajiban yang ada di dalam kontrak dan telah melakukan semua pembayaran yang diperlukan.

Baca juga: Jerman Ambil Alih Gazprom Germania untuk Memastikan Pasokan Energi

Bulgaria menganggap skema pembayaran gas Rusia menggunakan rubel merupakan bentuk pelanggaran dari kontrak tersebut.

“Prosedur pembayaran dua tahap baru yang diusulkan oleh Rusia tidak sejalan dengan kontrak yang ada dan menimbulkan risiko signifikan bagi Bulgaria, termasuk melakukan pembayaran tanpa menerima pasokan gas dari pihak Rusia,” kata kementerian itu.

Kementerian energi Bulgaria menambahkan, untuk saat ini mereka tidak akan memberlakukan pembatasan konsumsi gas, dan tidak ada risiko yang mengancam keamanan energi Bulgaria, walaupun beberapa analis mengatakan tidak setuju dengan pernyataan kementerian itu.

Menteri Energi Bulgaria, Alexander Nikolov mengungkapkan telah mengadakan pembicaraan awal dan siap untuk mengimpor gas alam cair (LNG) dari Turki dan Yunani.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan