Konflik Rusia Vs Ukraina
UPDATE Perang Rusia Vs Ukraina Hari ke-128: Jokowi Bertemu Putin, Rudal Rusia Hantam Apartemen
Rangkuman peristiwa yang terjadi dalam invasi Rusia ke Ukraina hari ke-128, Jokowi bertemu Putin, rudal Rusia menghantam apartemen di Odesa.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Sri Juliati
Hal ini menyebabkan hilangnya nyawa warga sipil secara signifikan.
"Tingkat serangan Rusia di Ukraina meningkat lebih dari dua kali lipat dalam dua minggu terakhir," kata Brigjen Oleksii Hromov pada konferensi pers.
Kapal kargo meninggalkan pelabuhan Berdiansk
Sebuah kapal kargo meninggalkan pelabuhan Berdiansk di Ukraina yang diduduki Rusia untuk pertama kalinya sejak kota itu direbut oleh pasukan Moskow, menurut seorang pejabat pro-Rusia.
Kepala administrasi pro-Rusia Yevgeny Balitskydikutip oleh media pemerintah Rusia mengatakan kapal kargo pertama yang meninggalkan Berdiansk membawa 7.000 ton biji-bijian ke "negara-negara sahabat", tanpa mengatakan kargo apa yang dibawa kapal itu.
Baca juga: Akui Misi Damai Jokowi Tidak Mudah, Mantan Dubes RI untuk Rusia: Ukraina dan Rusia Sama-sama Keras
Dukungan Barat untuk Ukraina
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyatakan bahwa sekutu AS dan NATO akan tetap bersama Ukraina selama diperlukan.
Aliansi tersebut menjanjikan ratusan ribu tentara lagi untuk mempertahankan Eropa timur.
Presiden AS juga mengumumkan bantuan militer senilai 800 juta dolar AS untuk Kyiv.
Sekjen NATO mengharapkan Finlandia dan Swedia menandatangani protokol aksesi NATO
Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg mengatakan, Swedia dan Finlandia diharapkan untuk secara resmi menandatangani protokol aksesi NATO pada Selasa.
Setelah KTT NATO di Madrid, Stoltenberg mengatakan para pemimpin telah memutuskan untuk mendukung Kyiv "untuk memastikan Ukraina menang sebagai negara berdaulat yang independen di Eropa".
Ankara peringatkan soal hak vetonya atas Finlandia dan Swedia
Presiden Turki telah memperingatkan bahwa Ankara masih dapat memblokir aksesi Finlandia dan Swedia ke NATO jika kedua negara gagal untuk sepenuhnya memenuhi harapannya.
Recep Tayyip Erdoğan mengatakan bahwa jika kedua negara Nordik mengingkari janji mereka, termasuk untuk mengekstradisi tersangka teror yang memiliki hubungan dengan kelompok-kelompok Kurdi yang dilarang, parlemen Turki dapat menolak untuk meratifikasi kesepakatan yang dicapai pada hari Selasa.
Baca juga: Putin Dikabarkan Ganti Lagi Komandan Militer Rusia di Ukraina, Kemajuan Lambat Jadi Alasan