Konflik Rusia Vs Ukraina
Siapa Andrey Melnik Dubes Ukraina di Jerman yang Dipecat Presiden Zelenksy
Presiden Ukraina Volodymir Zelensky memecat Dubes Ukraina untuk Jerman Andrey Melnik. Alasan pemecatan tidak diumumkan terbuka.
Penulis:
Setya Krisna Sumarga
“Orang-orang, ini yang harus Anda ketahui: Moskow, Polandia, Hongaria, Yahudi – mereka adalah musuh Anda. Hancurkan mereka! Anda harus tahu ini. kepemimpinan Anda. Pemimpinmu, Stepan Bandera.”
Jung bertanya bagaimana Melnik masih bisa menyebut seseorang sebagai pahlawan, yang merupakan pembunuhan massal orang Yahudi dan Polandia.
Duta Besar itu hanya menjawab, "Bandera bukanlah pembunuh massal orang Yahudi dan Polandia."
Utusan Ukraina untuk Jerman bersikeras “tidak ada bukti” Bandera “mengeluarkan perintah untuk memusnahkan orang Yahudi.”
Melnik menyimpulkan, dengan tidak adanya bukti yang akan meyakinkannya, dia tidak akan menjauhkan diri dari pemimpin nasionalis itu.
Bandera adalah pemimpin Organisasi Nasionalis Ukraina, yang dikenal dengan ideologi anti-Semitnya yang radikal.
Menurut sejarawan dari berbagai negara, sayap militan organisasi – Tentara Pemberontak Ukraina (UPA) – membantu pasukan Nazi Jerman dalam pemusnahan orang Yahudi pada beberapa kesempatan.
Akibatnya, Bandera umumnya dipandang sebagai kolaborator Nazi di Jerman dan Israel.
Polandia, meskipun merupakan sekutu Kiev dalam konfliknya saat ini dengan Moskow, juga memiliki dasar untuk melawan warisan Bandera.
Kembali pada 2016, parlemen Polandia mengakui apa yang disebut Pembantaian Volyn sebagai genosida di tangan militan UPA.
Pada 2018, Presiden Polandia Andrzej Duda menandatangani undang-undang yang melarang promosi ideologi yang terkait dengan Stepan Bandera.
Di Rusia juga, konsensus umum pemimpin nasionalis Ukraina adalah seorang kolaborator Nazi, yang bertanggung jawab atas pembunuhan warga sipil selama dan setelah Perang Dunia II.
Di Ukraina, bagaimanapun, Bandera dipuji sebagai pahlawan nasional. Presiden saat itu Viktor Yuschenko secara anumerta menganugerahkan gelar tersebut pada sosok kontroversial itu pada 2010.
Langkah tersebut dikritik oleh Simon Wiesenthal Center pada saat itu, yang menyatakan "kekecewaan terdalam" atas keputusan Yuschenko.
Dalam pernyataannya, organisasi itu mengatakan pengikut Bandera “membunuh ribuan orang Yahudi dan orang lain selama Perang Dunia II.”
Pendukung tokoh kontroversial, di sisi lain, bersikeras ia berjuang melawan rezim Soviet untuk mendirikan negara Ukraina merdeka.
Kejahatannya biasanya ditutup-tutupi atau dibantah oleh pejabat dan nasionalis Ukraina.(Tribunnews.com/RT/xna)