Komentar Warga Timor Leste tentang Indonesia, Singgung soal Diberi Kesempatan untuk Sekolah
Warga Timor Leste berbicara soal Indonesia, bersyukur diberi kesempatan untuk sekolah.
Penulis:
Nuryanti
Editor:
Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Warga Timor Leste membagikan pandangan mereka tentang Indonesia dari sisi pendidikan.
Mahasiswi Universitas Nasional Timor Lorosae (UNTL), Natly Ornai, mengungkapkan kisah ketika Indonesia ingin merebut sekaligus membebaskan Timor Timur.
Seperti diketahui, Timor Timur pernah menjadi satu di antara provinsi di Indonesia.
Kemudian, Timor Timur memutuskan untuk merdeka dan menjadi negara Timor Leste.
Natly menyebut, saat itu Indonesia memberi kesempatan warga Timor Leste untuk bersekolah.
"Kalau Indonesia menjajah Timor Leste itu diharuskan sekolah, jadi itu positif banget, sekolahnya harus SD sampai SMA," ujarnya dalam tayangan YouTube Najwa Shihab dengan judul 20 Tahun Timor Leste: Cerita Setelah Merdeka, Rabu (20/7/2022).
Baca juga: Presiden Timor Leste Puji Jokowi, dari Sosok hingga soal Kunjungan Rusia-Ukraina
"Jadi pandangan saya ke belakang itu, saya bersyukur banget bisa dijajah oleh negara yang bisa memberikan kesempatan untuk sekolah," ungkapnya.
Natly lalu membandingkan Indonesia dengan masa Timor Leste dijajah oleh Portugis.
"Kalau seperti Portugis kan, 'Oke kamu sekolahnya sampai dengan kelas 3' kalau Indonesia kan sekolahnya harus sampai SMA," papar dia.
Warga lainnya, yakni Celestino Marques, mengaku ingin berkuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Ia pun menyebut, banyak pemuda asal Timor Leste yang menempuh pendidikan di Indonesia.
"Sampai sekarang banyak juga pemuda-pemuda Timor Leste yang sekolah di sana (Indonesia), tinggal di sana," katanya.
"Penginnya lanjut sampai universitas di sana, mimpinya pengin masuk UGM," ungkap Celestino.

Najwa Shihab selaku pembawa acara Mata Najwa lalu menanyakan soal kabar anak muda Timor Leste ingin meninggalkan negaranya.
Lucitania Cris yang juga mahasiswi UNTL mengatakan, perkembangan ekonomi dan pendidikan di Timor Leste masih minim.
Sehingga, kata dia, banyak anak muda Timor Leste yang memilih bekerja untuk membantu perekonomian keluarga.
Baca juga: Timor Leste Ingin Jadi Anggota ASEAN di 2023, Apa Tanggapan Indonesia?
Menurutnya, banyak anak muda Timor Leste yang pergi ke Inggris, Korea Selatan, dan Australia.
"Dilihat dari pendapatan keluarga juga minim, jadi mau tidak mau anak pertama biasanya harus mengorbankan pendidikannya untuk mencari hidup yang lebih baik lagi," ujarnya.
"Itu menjadi fenomena sosial yang salah satunya jumlah migran banyak," jelas Lucitania.

Dilansir Kompas.com, sempat terjadi kekosongan kekuasaan di Timor Leste usai dijajah Portugis.
Terdapat tiga perbedaan keinginan di Timor Leste, yakni keinginan untuk merdeka dan memiliki otonomi sendiri, merdeka secara bertahap, dan bersatu dengan Indonesia.
Perbedaan pendapat itu memicu perang saudara hingga Indonesia datang dan menyatakan Timor Leste sebagai bagian dari negara pada 7 Desember 1975 dalam Operasi Seroja.
Operasi Seroja bertujuan untuk memukul mundur pasukan Fretilin yang merupakan pihak yang memerdekakan Timor Leste, namun tidak mendapat dukungan dari warga sipil.
Baca juga: Presiden Ramos Horta Ungkap Hubungan Baik Indonesia-Timor Leste di Bidang Pendidikan
Saat Indonesia ingin mengambil hati rakyat Timor Leste, gerakan separatis terbentuk dan Timor Leste ingin menjadi negara merdeka.
Timor Leste akhirnya dinyatakan merdeka secara utuh oleh PBB pada 30 Agustus 1999.
Presiden BJ Habibie adalah presiden Indonesia yang saat itu memegang tampuk pemerintahan ketika peristiwa merdekanya Timor Leste terjadi.
(Tribunnews.com/Nuryanti) (Kompas.com/Puteri Cikal Anasta)