Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia Ancam Putus Hubungan Bilateral dengan AS Jika Asetnya Disita
Rusia mengancam akan memutuskan hubungan bilateral Moskow dengan Washington jika AS dan sekutu menyita asetnya.
TRIBUNNEWS.COM - Rusia memperingatkan Amerika Serikat (AS) terkait kemungkinan penyitaan aset milik Moskow.
Kepala Departemen Amerika Utara, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa setiap kemungkinan penyitaan aset oleh AS akan sepenuhnya menghancurkan hubungan bilateral Moskow dengan Washington.
Reuters melaporkan, hubungan Rusia dengan AS serta sekutunya telah memburuk sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari lalu.
Moskow menentang istilah invasi, dan menyebutnya sebagai operasi militer khusus.
Barat membalas agresi militer Rusia dengan menjatuhkan sederet sanksi ekonomi, keuangan, dan diplomatik yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Salah satu sanksinya yakni membekukan sekitar setengah dari cadangan emas dan valuta asing Rusia yang mendekati $640 miliar sebelum 24 Februari.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-172: Ukraina Targetkan Tentara Rusia di Zaporizhzhia
Pejabat tinggi Barat, termasuk Kepala Kebijakan Luar Negeri Eropa Joseph Borrell telah menyarankan penyitaan cadangan beku untuk membantu mendanai rekonstruksi masa depan Ukraina.
Hal ini menuai penolakan keras dari Rusia.
"Kami memperingatkan Amerika tentang konsekuensi merugikan dari tindakan semacam itu yang akan secara permanen merusak hubungan bilateral, yang bukan merupakan kepentingan mereka maupun kami," kata Alexander Darchiev kepada TASS dalam sebuah wawancara.
Belum jelas aset mana yang dimaksud, lapor Reuters.
Sebelumnya, AS dan sekutu Eropa telah membekukan aset senilai $30 miliar milik oligarki atau miliarder Rusia.
Para oligarki tersebut memiliki hubungan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Adapun aset yang disita termasuk kapal pesiar, helikopter, real estat, hingga seni, menurut pemerintahan AS.
Departemen Kehakiman AS sedang mencari otoritas yang lebih luas dari Kongres untuk menyita aset oligarki Rusia sebagai sarana untuk menekan Moskow atas tindakannya di Ukraina, kata seorang jaksa pada Juli.
Darchiev, pejabat Kemenlu Rusia ini juga mengatakan hubungan diplomatik Moskow-Washington akan rusak parah bahkan putus jika Rusia dinyatakan sebagai negara sponsor terorisme.

"Dalam konteks ini, saya ingin menyebutkan inisiatif legislatif yang saat ini sedang dibahas di Kongres untuk menyatakan Rusia sebagai 'negara sponsor terorisme'."
"Jika disahkan, itu berarti Washington harus melewati titik tidak bisa kembali, dengan kerusakan kolateral serius pada hubungan diplomatik bilateral, hingga menurunkan atau bahkan memutuskannya. Pihak AS telah diperingatkan," tegas kepala departemen Kementerian Luar Negeri.
Berbicara tentang situasi di Ukraina, Darchiev mengatakan bahwa pengaruh AS di Kyiv telah meningkat ke tingkat bahwa "Amerika semakin menjadi pihak langsung dalam konflik".
Darchiev juga menyinggung soal tawaran pertukaran tahanan Rusia dengan AS.
Diketahui, Washington menawarkan pembebasan Brittney Griner dan Paul Whelan yang ditahan di Rusia dengan imbalan Viktor Bout yang ditahan di AS.
Viktor Bout merupakan pedagang senjata Rusia, yang disebut jaksa AS sebagai salah satu pedagang senjata paling produktif di dunia.
Sedangkan Brittney Griner adalah atlet basket nasional wanita yang dijatuhi hukuman penjara karena menyelundupkan dan memiliki narkotika, sementara Paul Whelan merupakan mantan marinir AS yang ditahan karena tuduhan spionase.
Darchiev membenarkan bahwa rencana pertukaran tahanan tersebut sedang dibahas.
Ukraina Targetkan Tentara Rusia

Kyiv dan Moskow saling tuduh soal penembakan di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia.
Menyusul hal ini, Ukraina menegaskan akan menargetkan tentara Rusia yang menembaki fasilitas nuklir terbesar di Eropa itu.
Baca juga: 9 Pejabat dan Pengusaha Rusia Tewas Secara Misterius Selama Perang Ukraina, Siapa Saja Mereka?
Baca juga: Perang di Ukraina Buat Ekonomi Rusia Mengalami Kontraksi pada Kuartal Kedua Tahun Ini
"Setiap tentara Rusia yang menembak tanaman, atau menembak menggunakan tanaman sebagai penutup, harus memahami bahwa dia menjadi target khusus untuk agen intelijen kami, untuk layanan khusus kami, untuk tentara kami," kata Presiden Volodymyr Zelenskyy dalam pidato malam, Sabtu (13/8/2022) dikutip dari Al Jazeera.
Zelenskyy, yang tidak memberikan perincian apa pun, mengulangi klaim bahwa Rusia menggunakan pabrik itu sebagai pemerasan nuklir.
PLTN Zaporizhzhia di tenggara Ukraina telah diduduki oleh pasukan Rusia sejak Maret, dan Kyiv menuduh Moskow menempatkan ratusan tentara dan menyimpan senjata di sana.
Pasukan Ukraina yang mengendalikan kota-kota di tepi seberang telah dibombardir secara intens dari pihak yang dikuasai Rusia.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)