Terpidana Bom Bali Umar Patek dapat segera bebas, PM Australia sebut warganya ‘sangat sedih’
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese berkata warganya “sangat sedih“ mendengar berita bahwa pria yang bertanggung jawab atas pengeboman
Namun, di sisi lain hakim menganggap Umar Patek terbukti melakukan seluruh enam dakwaan yang disampaikan jaksa penuntut.
"Melakukan permufakatan jahat memasukkan senjata dan amunisi untuk melakukan tindak pidana terorisme di Indonesia," papar ketua majelis hakim Encep Yuliardi.
Selain itu, lanjut hakim Encep, Umar juga dianggap terbukti menyembunyikan informasi terkait tindakan pidana terorisme, terkait pelatihan militer di Jantho, Nanggroe Aceh Darussalam.
Umar juga dianggap terbukti ikut serta melakukan pembunuhan bersama dalam aksi Bom Bali I 2002 lalu yang menewaskan 202 orang, yang sebagian besar adalah warga asing.
Dalam sidang, Umar Patek menunjukkan rasa penyesalannya secara terbuka dalam sidang.
"Saya menyesal atas apa yang sudah saya lakukan. Saya meminta maaf kepada keluarga korban tewas, baik warga Indonesia maupun warga asing," kata Umar di dalam sidang pada Mei 2012.
Umar membantah memimpin serangan bom di Bali. Dia mengatakan hanya menjalankan peran kecil dalam peristiwa tragis itu.
Tetapi dia mengaku telah mencampur berbagai bahan kimia untuk digunakan sebagai peledak, meski dia mengatakan tidak tahu bagaimana bom itu akan digunakan.
Umar juga dituding sebagai pakar bom untuk organisasi Jemaah Islamiyah (JI), organisasi teror di Asia Tenggara yang berafiliasi dengan Al-Qaeda.
Jejak pelarian Umar Patek
Sebelum diringkus oleh penegak hukum, Umar Patek hidup dalam pelarian.
Dia sempat berada di Indonesia selama kurang lebih satu tahun antara 2009 dan 2010 sebelum berangkat ke Pakisan, kata pengamat terorisme dari International Crisis Group (ICG) Sidney Jones, dalam wawancara dengan BBC Indonesia pada Agustus 2011.
"Kita tidak tahu persis apa yang ia lakukan selama di Indonesia. Kita juga tidak tahu apakah ia berhubungan dengan jaringan teroris internasional selama di Indonesia," kata Jones saat itu.
Yang pasti setelah Dulmatin - teman Umar Patek di Indonesia dan di Filipina selatan - tewas tertembak dan kam latihan teroris di Aceh terbongkar, dia berangkat ke Pakistan.
"Adalah sesuatu yang memprihatinkan keberadaan Patek tak bisa diketahui oleh sejumlah negara sehingga ia bisa masuk ke Pakistan," kata Jones.