Konflik Rusia Vs Ukraina
Diplomat Top Eropa Sebut Stok Senjata UE Menipis karena Terus Dikirim ke Ukraina
Diplomat top Eropa menyebut stok senjata negara-negara anggota Uni Eropa menipis karena terus dikirimkan ke Ukraina.
Penulis:
Ika Nur Cahyani
Editor:
Siti Nurjannah Wulandari
Ukraina dan UE menandatangani kesepakatan bantuan baru senilai €500 juta.
Ini ditujukan untuk mendukung pembangunan perumahan, pendidikan, dan pertanian.
Komisi Eropa mengumumkan paket tersebut dalam pertemuan di Brussel bersama Perdana Menteri Ukraina, Denys Shmyhal.
Selain paket bantuan terbaru, Ukraina juga akan dapat mengajukan permohonan ke dana ekonomi digital UE untuk mengembangkan pelatihan dan industri teknologi tinggi.
Pertemuan pada Senin (5/9/2022) ini di Brussel merupakan kali pertama sejak Ukraina diterima sebagai kandidat resmi untuk bergabung dengan UE.
Euro Merosot
Penutupan pipa gas utama ke Eropa oleh Gazprom Rusia menyeret mata uang Euro jatuh di bawah $0,99 untuk pertama kalinya dalam 20 tahun.
Kondisi ini, meningkatkan krisis ekonomi di negara-negara di Eropa yang sebelumnya sudah dilanda lonjakan harga energi.
Dilansir Financial Times, euro turun 0,7 persen ke level terendah $0,988 dalam perdagangan sore di Asia pada Senin (5/9/2022), menandai pertama kalinya mata uang tunggal itu turun di bawah $0,99 sejak 2002.

Baca juga: Rusia Stop Aliran Gas ke Eropa, Bursa Berjangka dan Euro Langsung Ambles
Baca juga: Imbas Penutupan Gas Rusia, Euro Jatuh ke Level Terendah Pertama Kalinya dalam 20 Tahun
Penurunan tiba-tiba di bawah ambang batas terjadi setelah Rusia menghentikan aliran gas alam tanpa batas waktu melalui pipa Nord Stream 1.
Keputusan Gazprom, perusahaan migas negara Rusia, bakal membatasi pasokan energi ke Eropa dan meningkatkan risiko resesi di blok ini.
Menurut analis, setiap keputusan Rusia terkait gas dengan memotong aliran melalui Nord Stream 1 secara substansial dapat memperumit rencana Bank Sentral Eropa (ECB) untuk normalisasi kebijakan moneter.
"Tugas European Central Bank (ECB) sangat rumit oleh ketidakpastian atas pasokan gas Rusia," kata Brian Martin, kepala penelitian ekonomi G3 di ANZ.
"Keputusan Moskow untuk menghentikan aliran gas melalui pipa Nord Stream meningkatkan risiko pertumbuhan turun sambil meningkatkan prospek inflasi," imbuhnya.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)