Rabu, 10 September 2025

Virus Corona

Puji Vaksin Bantu Bendung Kematian, WHO Optimis Akhir Pandemi Sudah di Depan Mata

WHO menyebut akhir pandemi sudah di depan mata dan memuji program vaksinasi yang berhasil membendung tingkat kematian secara global.

Freepik
Ilustrasi pandemi global akibat Covid-19. - WHO menyebut akhir pandemi sudah di depan mata dan memuji program vaksinasi yang berhasil membendung tingkat kematian secara global. 

TRIBUNNEWS.COM - Direktur Jenderal (Dirjen) Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut situasi global tidak pernah berada di posisi lebih baik untuk menyatakan berakhirnya pandemi Covid-19.

Pernyataannya pada Rabu (14/9/2022) merupakan pandangannya yang paling optimistis tentang krisis kesehatan selama bertahun-tahun yang telah menewaskan lebih dari enam juta orang.

"Kami belum sampai di sana. Tetapi akhirnya sudah di depan mata," ucapnya kepada wartawan pada konferensi pers virtual, seperti dikutip Reuters.

Penilaian ini juga merpakan pandangan paling optimis sejak badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengumumkan keadaan darurat internasional pada Januari 2020.

Kembali pada saat itu, WHO mulai menggambarkan Covid-19 sebagai pandemi selang tiga bulan setelahnya.

Virus yang muncul di China pada akhir 2019 yang lalu, telah menewaskan sekitar 6,5 juta orang.

Baca juga: Akhir Pandemi Sudah Di Depan Mata, WHO Imbau Tetap Waspada

Wabah yang menginfeksi 615 juta orang secara global telah mengguncang ekonomi dan merobek sistem kesehatan.

Jumlah infeksi turun 28 persen, vaksin bantu bendung kematian

Menurut pembaruan epidemiologi mingguan WHO yang diterbitkan pada hari Rabu, lebih dari 3,1 juta orang di seluruh dunia telah tertular infeksi virus corona selama seminggu terakhir dan sekitar 11.000 meninggal.

Jumlah infeksi menurun 28 persen dibandingkan tujuh hari sebelumnya sementara jumlah kematian turun 22 persen.

Peluncuran vaksin dan terapi telah membantu membendung kematian dan rawat inap.

Varian Omicron yang muncul akhir tahun lalu menyebabkan penyakit yang tidak terlalu parah.

Berdasarkan laporan PBB, kematian akibat Covid-19 pekan lalu adalah yang terendah sejak Maret 2020.

Baca juga: Jadi Satu-satunya Kandidat, Tedros Adhanom Ghebreyesus Dipastikan Terpilih Kembali sebagai Ketua WHO

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyerukan  pada Senin (20/12/2021) agar dunia bersatu dan membuat keputusan sulit yang diperlukan untuk mengakhiri pandemi Covid-19 dalam tahun depan.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyerukan pada Senin (20/12/2021) agar dunia bersatu dan membuat keputusan sulit yang diperlukan untuk mengakhiri pandemi Covid-19 dalam tahun depan. (AFP)

Jaga kewaspadaan

Masih pada hari Rabu, Tedros kembali mendesak negara-negara untuk menjaga kewaspadaan dan menyamakan pandemi dengan perlombaan maraton.

"Sekarang adalah waktunya untuk berlari lebih keras dan memastikan kita melewati batas dan menuai hasil dari semua kerja keras kita."

Semua negara perlu mencermati kebijakan mereka dan memperkuatnya untuk Covid-19 dan virus di masa depan.

Dia juga mendesak seluruh dunia untuk memvaksinasi 100 persen dari kelompok berisiko tinggi mereka dan terus menguji virus.

WHO mengatakan negara-negara perlu menjaga pasokan peralatan medis dan petugas kesehatan yang memadai.

"Kami memperkirakan akan ada gelombang infeksi di masa depan, berpotensi pada titik waktu yang berbeda di seluruh dunia yang disebabkan oleh subvarian Omicron yang berbeda atau bahkan varian yang berbeda," kata ahli epidemiologi senior WHO Maria Van Kerkhove.\

Baca juga: Beda Pendapat Tedros dengan Laporan WHO: Kecelakaan Laboratorim Wuhan Mungkin Jadi Muasal Covid-19

Keadaan darurat masih ditetapkan

Dengan lebih dari 1 juta kematian tahun ini saja, pandemi tetap menjadi keadaan darurat secara global dan di sebagian besar negara.

"Gelombang musim panas Covid-19, didorong oleh Omicron BA.4 dan BA.5, menunjukkan bahwa pandemi belum berakhir karena virus terus beredar di Eropa dan sekitarnya," kata juru bicara Komisi Eropa.

Pertemuan para ahli WHO berikutnya untuk memutuskan apakah pandemi masih merupakan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional akan diadakan pada Oktober, kata seorang juru bicara WHO.

"Mungkin adil untuk mengatakan sebagian besar dunia bergerak melampaui fase darurat dari respons pandemi," kata Dr Michael Head, peneliti senior di bidang kesehatan global di Universitas Southampton.

Pemerintah sekarang mencari cara terbaik untuk mengelola Covid sebagai bagian dari perawatan kesehatan dan pengawasan rutin mereka, katanya.

Eropa, Inggris dan Amerika Serikat telah menyetujui vaksin yang menargetkan varian Omicron serta virus asli ketika negara-negara bersiap untuk meluncurkan kampanye booster musim dingin.

Baca juga: Dirjen WHO: Akhir Pandemi Covid-19 Ada di Depan Mata

Di Amerika Serikat, Covid-19 awalnya dinyatakan sebagai darurat kesehatan masyarakat pada Januari 2020, dan status itu telah diperbarui setiap tiga bulan sejak itu.

Departemen kesehatan AS akan memperbaruinya lagi pada pertengahan Oktober untuk apa yang diharapkan para ahli kebijakan adalah yang terakhir kalinya sebelum berakhir pada Januari 2023.

Pejabat kesehatan AS mengatakan bahwa pandemi belum berakhir, tetapi vaksin bivalen baru menandai perubahan penting dalam perang melawan virus.

Mereka memperkirakan bahwa satu vaksin tahunan yang serupa dengan suntikan flu akan memberikan perlindungan tingkat tinggi dan mengembalikan negara lebih dekat ke keadaan normal.

Berita lain terkait dengan Pandemi virus corona

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan