Selasa, 26 Agustus 2025

Syarat tinggi badan calon taruna Akmil diturunkan, bagaimana pengaruhnya terhadap operasional TNI?

Syarat tinggi badan minimum yang diturunkan di satu sisi dikhawatirkan berdampak pada operasional alutsista, namun di sisi lain akan memberi

Pertimbangan lainnya adalah agar institusi militer tidak perlu sampai menyiapkan baju dengan ukuran khusus.

Namun sebetulnya, tidak ada standar baku secara universal terkait tinggi minimum seorang prajurit militer.

“Artinya masing-masing negara memiliki kebijakan berbeda-beda,” kata dia.

Sementara itu, Khairul Fahmi mengatakan ketentuan soal tinggi badan juga bertujuan untuk memunculkan kesan “kuat, gagah dan berwibawa”.

“Selain soal keterampilan dan kemampuan, bagi mereka sangat penting menampilkan kesan berwibawa dan kuat makanya orangnya tinggi-tinggi,” tutur Fahmi.

Namun karena tinggi rata-rata orang Indonesia berkisar 160 sentimeter, dia mengatakan itu lah yang menjadi acuan syarat masuk TNI.

Bukan kali pertama berubah

Sepanjang TNI dibentuk pada 5 Oktober 1945, Fahmi mengatakan bahwa syarat minimum tinggi badan telah berulang kali berubah.

Namun pada masa-masa awal pasca-kemerdekaan itu tidak ada aturan yang baku mengenai postur prajurit TNI.

“Pembentukan tentara di Indonesia kan tidak langsung profesional, awalnya dari laskar-laskar jadi postur dan tinggi badannya beragam. Awal-awal terbentuk, nggak ada syarat tinggi badan,” jelas dia.

Seiring penataan organisasi TNI dan sistem militer di Indonesia, baru lah syarat minimum tinggi badan ditetapkan menjadi 160 sentimeter.

Baru pada era 1990-an, batas minimum itu dinaikkan menjadi 163 sentimeter.

“Dugaan saya penaikan batas tinggi badan itu supaya menampilkan kesan gagah berwibawa, menunjukkan taraf gizi dan tumbuh kembang anak Indonesia,” jelas dia.

Pengaruhnya pada operasional alutsista

Meski menilai kebijakan itu tak berdampak banyak, Fahmi mengakui bahwa untuk operasional alutsista diperlukan syarat tinggi badan tertentu, mengingat mayoritas alutsista Indonesia merupakan buatan luar negeri.

“Misalnya untuk pesawat pertahanan udara tinggi badannya, jangkauan tangannya harus sesuai. Apalagi alutsista kita kan produk luar negeri, desainnya dirancang lebih sesuai dengan kebutuhan penggunaan di negara-negara yang memiliki badan rata-rata lebih tinggi dibanding Indonesia,” jelas dia.

Halaman
123
Sumber: BBC Indonesia
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan