Jumat, 12 September 2025

Pencaplokan China Atas Taiwan Semakin Dekat Setelah Xi Jinping Jadi Presiden Tiga Periode

Pencaplokan China atas Taiwan semakin dekat seiring dengan keputusan Kongres Partai Komunis China mendaulat Xi Jinping menjadi presiden tiga periode

Editor: Choirul Arifin
Al Jazeera
Presiden China Xi Jinping. 

TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Pencaplokan China atas Taiwan semakin dekat seiring dengan selesainya penyelenggaraan Kongres Partai Komunis China yang mendaulat Xi Jinping menjadi presiden China tiga periode untuk jabatan lima tahun lagi ke depan.

Langkah ini diklaim telah membawa China mengambil langkah bersejarah untuk mencapai penyatuan dengan Taiwan.

Pernyataan tersebut dikeluarkan beberapa hari setelah Partai Komunis yang berkuasa mengakhiri perhelatan kongres yang memberi Presiden Xi Jinping tampuk kekuasaan selama lima tahun lagi.

“Kita lebih dekat dari sebelumnya dalam sejarah – dan kami lebih percaya diri dan mampu dari sebelumnya – untuk mewujudkan peremajaan nasional,” kata juru bicara Kantor Urusan Taiwan Ma Xiaoguang dalam jumpa pers reguler di Beijing, Rabu, seperti yang dikutip Bloomberg.

“Demikian pula, kami juga lebih dekat dari sebelumnya dalam sejarah – serta lebih percaya diri dan mampu – untuk mewujudkan reunifikasi penuh tanah air,” ujarnya.

Ma menjawab pertanyaan tentang pidato kebijakan luas yang disampaikan Xi di awal kongres, di mana komentarnya tentang Taiwan mendapat tepuk tangan paling keras.

Xi mengatakan selama pidato itu bahwa roda sejarah sedang bergulir menuju reunifikasi China dengan Taiwan.

“Reunifikasi lengkap negara kita harus diwujudkan dan tanpa ragu dapat diwujudkan,” tambah pemimpin China itu, tanpa merinci jangka waktu.

Taiwan adalah pulau yang memiliki pemerintahan sendiri yang dianggap Beijing sebagai wilayah yang memisahkan diri.

Baca juga: Taiwan Berencana Tingkatkan Persediaan Energi di Tengah Ancaman China

China juga mengabadikan penolakannya terhadap kemerdekaan Taiwan ke dalam konstitusi partai selama perombakan kepemimpinan dua kali satu dekade.

Dokumen tersebut menekankan dengan tegas bahwa China menentang kemerdekaan Taiwan, serta untuk memajukan model “satu negara, dua sistem” yang telah diusulkan Beijing untuk Taiwan.

Tanda-tanda semakin jelas Sebelumnya diberitakan, China sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi konflik atas kemungkinan terjadinya bentrokan dengan Amerika Serikat atas Taiwan.

Baca juga: AS Harus Bersiap untuk Tanggapi Kemungkinan Invasi China ke Taiwan

Salah satu tandanya adalah seorang jenderal Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) dengan pengalaman tempur terpilih kembali sebagai wakil ketua Komisi Militer Pusat (CMC) pada hari Minggu (23/10/2022).

Melansir The Straits Times, Presiden China Xi Jinping membengkokkan aturan "tujuh naik, delapan turun" yang tidak tertulis untuk Jenderal Zhang Youxia, 72 tahun.

Dia adalah seorang veteran Perang Tiongkok-Vietnam 1979 dan salah satu dari segelintir jenderal PLA dengan pengalaman tempur.

Jenderal Zhang, sebelumnya merupakan wakil ketua peringkat kedua CMC, terpilih sebagai wakil ketua pertama komisi dan mempertahankan kursinya di Politbiro yang beranggotakan 24 orang setelah pertemuan elit Partai Komunis pada hari Minggu.

Norma tidak resmi partai menyatakan bahwa mereka yang berusia di atas 68 tahun tidak memenuhi syarat untuk tetap tinggal atau dipromosikan lebih lanjut ke Politbiro pada awal masa jabatan baru.

Baca juga: Xi Jinping Tegaskan Tekad China untuk Reunifikasi dengan Taiwan

Pemilihannya di pleno pertama, pertemuan Komite Sentral partai yang memulai masa jabatan lima tahun baru sehari setelah berakhirnya kongres partai, mengkonfirmasi prediksi sebelumnya oleh The Straits Times.

CMC adalah komando tinggi militer China, yang bertanggung jawab atas lebih dari dua juta personel aktif di PLA. Diketuai oleh Xi Jinping dan didukung oleh dua wakil ketua dan empat anggota.

Seperti Xi Jinping, Jenderal Zhang adalah penduduk asli provinsi Shaanxi dan "pangeran" - keturunan elit politik China. Ayah mereka dikenal sebagai teman dekat.

Jenderal Zhang adalah yang tertua di Komite Sentral baru yang beranggotakan 205 orang, dari mana anggota Komite Tetap Politbiro dan Politbiro yang lebih luas diambil.

Wakil ketua CMC peringkat kedua yang baru adalah Jenderal He Weidong, 65 tahun, yang juga terpilih menjadi anggota Politbiro.

Dia menjabat sebagai komandan Komando Teater Timur (ETC) PLA dari 2019 hingga Januari 2022, mengawasi pasukan dari berbagai cabang PLA yang bertanggung jawab atas Selat Taiwan sepanjang 180 km yang memisahkan Taiwan dan daratan China.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie | Sumber: Kontan

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan